November 2014 - Geograph88
Bonus Demografi Indonesia dan Dampaknya

Bonus Demografi Indonesia dan Dampaknya

Kalian tau berapa jumlah penduduk Indonesia saat ini?.

Menurut data sensus terakhir pada tahun 2010 total penduduk Indonesia adalah jika dibulatkan adalah 237 juta jiwa. 

Angka tersebut bertambah sekitar 20 juta dibanding sensus tahun 2000. Dengan demikian pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,49 persen setiap tahunnya. 

Jika dilihat secara kasat mata maka angka tersebut sejatinya merupakan potensi yang sangat besar bagi pembangunan di Indonesia. Baca juga: Fokus kerja geografer jaman now
Trend Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Akhir-akhir ini muncul istilah "Bonus Demografi" dalam dunia kependudukan Indonesia. Lalu apa yang dimaksud bonus demografi tadi?

Apakah menguntungkan atau merugikan? Mari kita diskusi bersama-sama untuk memecahkan istilah tadi. 

Bonus Demografi merupakan suatu istilah yang menunjukkan sebuah fenomena dimana populasi penduduk suatu negara banyak diisi oleh penduduk usia produktif. 

Dengan dasar itulah pemerintah menganggap hal tersebut merupakan potensi yang luar biasa yang dapat dioptimalkan sepenuhnya bagi peningkatan pembangunan Indonesia khususnya menuju Indonesia Emas di Ulang tahun kemerdekaan ke 100 nanti. 

Namun apakah benar bonus demografi tersebut dapat dikelola dengan maksimal oleh pemerintah sehingga di Ulang Tahun Indonesia ke 100 nanti akan banyak pemimpin-pemimpin baru yang tangguh dan Indonesia menjadi negara yang maju?. 

Kita tentunya harus optimis sebagai pemuda Indonesia agar nanti dapat bahu-membahu mendorong percepatan pembangunan di Indonesia. Baca juga: Ciri wilayah suburban fringe

Akan tetapi ada beberapa hal yang dapat merubah Bonus Demografi tadi menjadi sebuah Bencana Demografi. 

Bagaimana tidak sekarang ini kita lihat berbagai persoalan kependudukan Indonesia begitu kompleks baik dilihat dari sisi kuantitatif maupun kualitatif. 

Dari sisi kuantitatif, penduduk Indonesia tidak tersebar secara merata dan banyak terpusat di Pulau Jawa khususnya kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. 

Hal ini tentunya akan menyebabkan kutub pertumbuhan penduduk hanya akan berkutat di daerah itu saja. 

Alhasil pesatnya pembangunan hanya akan berada di Jawa sedangkan di daerah lain kurang berkembang. Jadi dari segi kuantitas, penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata merupakan sebuah persoalan yang harus segera dipecahkan. Baca juga: Pengertian pendekatan kewilayahan
Kepadatan Ibukota Jakarta
Dari sisi kualitatif, ini berkaitan dengan mentalitas, karakter dan kompetensi penduduk Indonesia itu sendiri. Mentalitas koruptor, menggunjing, tidak patuh, cari jalan pintas dan lainnya masih melekat dalam diri penduduk Indonesia. Ini tentunya akan menghambat pembangunan itu sendiri. 

Contoh sederhana seperti ini saja, masyarakat Jakarta menginginkan Jakarta bebas banjir lalu gubernur berusaha melakukan perbaikan sungai dan waduk namun mereka tetap buang sampah ke sungai kemudian ketika ada pembongkaran bangunan liar tepi sungai mereka protes bukan main padahal jelas melanggar. 

Ya, sama aja bohong jika sifat penduduk kita masih seperti itu, ingin segala sesuatu instan tanpa proses dan pengorbanan. Ini memang sesuai dengan apa yang ditulis oleh Koentjaraningrat mengenai sifat/mentalitas masyarakat Indonesia. Baca juga: Konsep trickle down effect

Jadi itulah persoalan kompleks yang sedang menghinggapi kependudukan di Indonesia. Sekiranya dunia belum kiamat, masih ada harapan untuk berubah mulai dari diri kita sendiri. 

Tentunya kita ingin melihat penduduk Indonesia memiliki pola pikir seperti negara maju dan tidak selamanya seperti ini. 

Jadi menurut saya ada beberapa hal yang perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi bencana demografi ini.

Adanya revolusi karakter penduduk melalui pendidikan yang berkelanjutan dan handal, Ini merupakan tanggung jawab pendidikan Indonesia karena dengan pendidikanlah manusia dapat dibentuk menjadi apa pun. 

Diperlukan guru-guru yang tangguh, handal dan mampu menjadi teladan yang baik baik peserta didiknya. Kesejahteraan guru juga harus memiliki standar agar mereka dapat bekerja dengan maksimal. 

Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, percepatan pembangunan di luar Jawa merupakan hal yang menjadi prioritas agar daerah lain tidak tertinggal jauh dari Jawa. 

Pembangunan yang merata tentunya akan menghasilkan kutub-kutub pertumbuhan baru yang nantinya memancing penduduk lain untuk datang dan bekerja. Sehingga tanah impian bukan hanya di Jawa saja melainkan di seluruh pelosok negeri ini.

Program televisi yang mendidik rakyat bukan memberi contoh negatif, tidak dipungkiri lagi TV merupakan salah satu media pembentuk karakter yang paling cepat saat ini selain internet tentunya. 

Kita lihat program-program televisi Indonesia tidak variatif dan hanya menonjolkan sisi bisnis dan jarang sekali yang menunjukkan sisi positif bagai masyarakat. Bandingkan dengan di luar negeri sebut saja BBC, National Geographic Channel dan lainnya. 

Program tersebut memberikan edukasi-edukasi bagi masyarakat mengenai teknologi, science dan ilmu lainnya. 

Beda halnya dengan Indonesia yang dijejali sinetron, lawakan tidak cerdas, berita gosip negatif dan lainnya. 

Ini tentunya harus segera dibenahi jika kita ingin berubah menjadi negara maju. Baca juga: Peta skala kecil, sedang dan besar

Sumber dan Gambar
Badan Pusat Statistik
Tingkat Perkembangan Tanah

Tingkat Perkembangan Tanah

Apakah setiap lapisan tanah di bumi memiliki jumlah lapisan/horison yang sama atau
tidak?. Jawabannya adalah tentu tidak. 

Perkembangan tanah dipengaruhi oleh genesanya. Salah satu faktor genesa tanah adalah waktu. 

Sama seperti manusia, tanah pun mengenal tingkat-tingkat perkembangan. Mohr dan Van Baren dua orang ahli tanah telah banyak menyumbangkan ilmu pengetahuan untuk keperluan pengembangan pertanian. 

Penelitian mereka berdua menghasilkan lima tingkat perkembangan tanah. Lima tingkatan tersebut berdasarkan hasil penelitian di daerah beriklim tropis. Berikut ini 5 tahapan 

perkembangan tersebut:
1. Tingkat Awal (Initial Stage)
Pada fase ini tanah belum terbentuk dan masih berupa bahan induk belum terlapukkan.
2. Tingkat Muda (Juvenile Stage)
Pada fase ini batuan induk sudah mulai terlapukan namun sebagian besar partikel batuan sisa pelapukan masih utuh dan dapat terlihat dengan jelas.
3. Tingkat Remaja (Virile Stage)
Pada fase ini mineral tanah yang berasal dari batuan induk sudah terlapukkan lebih halus. Dekomposisi menghasilkan banyak fraksi liat.
4. Tingkat Tengah Tua (Senile Stage)
Pada fase ini dekomposisi sudah memasuki tahap akhir dan hanya beberapa mineral pelikan saja yang masih resisten.
5. Tingkat Tua (Final Stage)
Fase ini merupakan bagian akhir dari perkembangan suatu tanah dicirikan dengan butir tanah yang halus dan membentuk jenis tanah tertentu sesuai dengan kondisi fisiografisnya.

Contoh tingkat perkembangan tanah adalah:
Entisol=menunjukkan tingkat muda (Juvenile)
Mollisol=menunjukkan tingkat remaja (Virile)
Alfisol=menunjukkan tingkat tua
Contoh Perkembangan Tanah

Sumber:
Suryatna Rafi'i. Ilmu Tanah Dasar
disini
Genesa Kubah Garam (Salt Dome)

Genesa Kubah Garam (Salt Dome)

Kalian tentu tahu garam kan?. Semua orang pasti perlu garam dalam kehidupan sehari-hari
seperti memasak di dapur tentunya. 

Lalu bagaimana kalau ada garam dalam jumlah besar dan membentuk sebuah gunung di dasar permukaan bumi?. 

Dalam geologi hal tersebut dapat terjadi dan dinamakan salt dome (kubah garam). Kubah garam adalah sebuah gundukan atau kolom garam dalam jumlah besar yang terangkat ke permukaan bumi karena perbedaan massa jenis batuan dengan massa jenis garam itu sendiri. 

Garam tersebut dapat memiliki kemampuan untuk mengalir dengan cepat dalam tekanan yang tinggi.

Kubah garam dapat terbentuk di daerah cekungan sedimen dimana endapan garam telah terkubur di bawah tanah oleh paling sedikit 5000 jenis endapan sedimen. Salah satu lokasi kubah garam terbesar di dunia saat ini adalah di Teluk Meksiko. 

Tidak kurang 500 titik kubah garam ditemukan baik di dasar laut maupun di daratan sekitar Teluk Meksiko. 

Beberapa lokasi kubah garam lain terdapat di Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Brazil, Gabon dan di Semenanjung Arab. 

Kubah garam dapat terbentuk dalam struktur yang sangat besar hingga 7 km ke bawah sedangkan batuan induk pembentuk garam dapat memiliki tebal hingga beberapa ribu kaki. 

Kubah garam biasanya tidak akan muncul sampai keluar permukaan bumi. Di Indonesia sendiri hingga saat ini belum ada indikasi keterdapatan kubah garam karena lingkungan pengendapan yang tidak mendukung. Sehingga sumur minyak di Indonesia kebanyakan berasal dari cebakan struktural.

Ada setidaknya 2 faktor yang memengaruhi terbentuknya kubah garam yaitu:
  • ketika garam terkubur beberapa ribu meter di dalam bumi maka ia akan memiliki massa jenis yang lebih rendah dari batuan sedimen di sekitarnya.
  • garam memiliki kemampuan untuk mengalir dan berubah bentuk ketika berada dalam tekanan tinggi.
Gerakan kubah garam dapat dipicu oleh gaya tektonik yang menghasilkan lipatan kerak bumi sehingga kubah garam akan meletus dalam formasi antiklin. 

Secara ekonomi kubah garam berfungsi sebagai reservoir minyak dan gas alam dan pembuangan limbah kimia berbahaya. 

Manusia mulai mengetahui tentang potensi kubah garam sebagai cebakan minyak sekitar tahun 1900an di Texas Amerika Serikat tepat di Bukit Spindletop. 

Spindletop adalah sebuah bukit dengan tinggi sekitar 15 kaki dimana disana terdapat beberapa mata air belerang dan  saluran gas alam. 

Pada kedalaman 1000 kaki mata bor sumur menembus lapisan minyak dan produksinya mencapai 100.000 barel minyak mentah per hari di awal produksi. Hal tersebut menunjukkan potensi kubah garam sebagai lokasi cebakan minyak dan gas alam.

Perkembangan Kubah Garam
Kubah Garam di Iran
Sumber:
Komponen Kecerdasan Emosional

Komponen Kecerdasan Emosional

Pernahkah kalian melihat seseorang yang sangat tenang dalam mengambil keputusan ketika masalah datang? 

Atau seseorang yang bertindak dengan kepala dingin alias tidak grasa grusu dalam menentukan suatu kebijakan?. 

Itulah yang disebut dengan kecerdasan emosional atau bahasa kerennya EQ.


Kecerdasan Emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi. 

Berbagai ahli psikologi telah sepakat bahwa kecerdasan emosional memerankan peranan penting dalam keberhasilan seseorang khususnya dalam karir. 

Lalu apa yang dibutuhkan agar seseorang memiliki kecerdasan emosi yang baik.  Psikolog Daniel Goleman mengemukakan bahwa setidaknya ada 5 komponen penting dalam kecerdasan emosional yaitu:

1. Kesadaran diri
Kesadaran diri merupakan kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri dan hal tersebut merupakan bagian terpenting dari kecerdasan emosi. 

Melalui kesadaran diri ini seseorang akan sangat menyadari akan akibat dari tindakan yang ia lakukan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. 

Untuk mencapai taraf  "sadar diri" maka seseorang harus bertanya pada diri sendiri akan kekuatan dan keterbatasan yang ia miliki. 

Goleman menyatakan bahwa orang yang memiliki kesadaran diri yang baik akan memiliki jiwa humor, percaya diri akan kemampuan dan kapasitasnya dan menyadari akan pandangan orang lain terhadap dia.

2. Pengaturan diri
Selain memiliki kesadaran diri, kecerdasan emosi mengharuskan anda juga memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengelola emosi. Anda harus belajar mengelola suatu konflik dengan baik. 

Orang yang memiliki pengaturan diri yang baik akan mudah beradaptasi terhadap perubahan kondisi di sekitarnya. 

3. Keterampilan Sosialisasi
Kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain adalah aspek penting dalam kecerdasan emosi. 

Seseorang harus dapat menjadi manusia yang mudah diajak bergaul sehingga tidak cenderung individualis. 

Dalam dunia kerja, memiliki banyak rekan kerja akan lebih nyaman dibanding menjadi pekerja yang dikucilkan dan tidak disenangi. Kemampuan sosialisasi ini mencakup kemampuan komunikasi, mendengarkan, kepemimpinan, komunikasi bahasa tubuh dan lainnya.

4. Empati
Empati adalah kemampuan memahami perasaan dan kondisi orang lain. Anda harus peka terhadap perasaan orang lain baik itu senang, sedih, putus asa, frustasi dan lainnya. anda harus bisa menempatkan diri anda sebagai bagian dari perasaan mereka. 

Dengan begitu orang lain akan merasa mereka memiliki partner dalam kehidupan. Dalam karir, empat dapat membuka sifat-sifat orang lain bahkan atasan yang sebelumnya tidak pernah kita ketahui. 

Dengan begitu kita dapat mengantisipasi dan memahami apa yang sedang terjadi dengan rekan kerja kita.

5. Motivasi
Dorongan dari dalam diri merupakan bagian dari kecerdasan emosi. Dalam darah mereka akan mengalir energi-energi pembangkit yang menggiring seseorang tersebut ke puncak kesuksesan. 

Dorongan tersebut bisa dari berbagai hal mulai dari uang, ketenaran, pujian, pengakuan diri. 

Mereka yang memiliki motivasi baik akan cenderung berorientasi pada aksi nyata dengan menetapkan tujuan, meraih prestasi sebaik mungkin dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya. Mereka juga cenderung memiliki banyak inisiatif dalam bekerja. 

Itulah beberapa komponen kecerdasan emosi yang dalam diri kita. Semoga bermanfaat dan selamat berintrospeksi diri.

Sumber:
Goleman, D. (1998). Working with Emotional Intelligence. New York: Bantam.
disini
Faktor Pembentukkan Fosil Pada Batuan

Faktor Pembentukkan Fosil Pada Batuan

Kalian tentu pernah melihat di televisi mengenai ditemukannya fosil-fosil hewan, manusia atau tumbuhan zaman purba pada lapisan batuan. 

Bagaimana sebetulnya proses terbentuknya fosil pada batuan kemudian apakah setiap batuan di bumi ini memiliki keterdapatan fosil?.

Saya akan coba sedikit bahas mengenai cara kerja pemfosilan tersebut berdasarkan berbagai referensi yang saya baca. Baca juga: Memahami prinsip geografi

Fosil pada dasarnya adalah sisa-sisa mahluk hidup yang terawetkan dan terkubur dalam batuan. 

Namun tidak semua batuan dapat mengandung fosil, biasanya jenis batuan yang paling banyak mengandung fosil adalah batuan sedimen. 

Batuan sedimen pun tidak semuanya memiliki fosil ada faktor-faktor lainnya yang memengaruhi cara kerja pemfosilan yaitu faktor fisik, kimia dan biologi. Baca juga: Pengertian konsep pola

Secara fisik batu sedimen seperti batupasir (sandstone) dan konglomerat dibentuk pada lingkungan kasar yang dapat menghancurkan sisa mahluk hidup yang mati dan terkubur di dalamnya. 

Selain itu butuh waktu lama bagi sebuah sedimen berubah menjadi batuan sedimen melalui proses lithification. 

Andaipun suatu lapisan sedimen penuh dengan sisa tulang atau tubuh mahluk hidup yang mati, tulang-tulang tersebut akan hancur karena larut dalam air yang asam atau terkena karbon dioksida.

Andaipun juga fosil itu terbentuk dalam batuan sedimena, proses panas, suhu dan tekanan karena gaya endogen akan menghancurkan fosil itu sendiri.

Baca juga:
Pengertian, contoh konsep keterkaitan keruangan 
Update kode promo quipper video

Secara Biologi mayat atau tubuh mahluk hidup yang mati akan cepat dimakan oleh organisme (bakteri) ketika terkubur di dalam tanah. 

Jadi sebenarnya kunci utama agar fosil terbentuk adalah mengubur tubuh mahluk hidup tersebut dengan baik dan mencegah udara kaya oksigen masuk ke dalam tanah. 

Ilmu yang mempelajari tentang pembentukkan fosil dari mulai asal-usul kematian hingga penemuannya kembali dinamakan taphonomy. 

Jadi mengapa tidak semua batuan sedimen dapat mengandung fosil?alasannya bisa seperti ini:
  • Batuan tersebut terbentuk di daerah dimana tidak ada organisme besar yang hidup.
  • Batuan tersebut terbentuk sebelum organisme muncul.
Jadi jika anda ingin mencari fosil suatu mahluk purba, maka anda bisa mempelajari terlebih dahulu sejarah geologi batuan wilayah tersebut apakah dulunya pernah ada kehidupan atau belum. Baca juga: Kode promo quipper video terbaru
Fosil Dinosaurus
Fosil Tumbuhan Zaman Purba
Sumber dan Gambar:
Faktor-Faktor Munculnya Masalah Kota di Indonesia

Faktor-Faktor Munculnya Masalah Kota di Indonesia

Kota-kota di Indonesia saat ini tumbuh dengan sangat cepat seiring dengan pertumbuhan manusia. 

Perkembangan kota di Indonesia memang banyak memberikan dampak positif khususnya di bidang ekonomi namun di sisi lain dampak negatif juga sering dirasakan dari perkembangan kota-kota besar di Indonesia seperti banjir, sampah, polusi, hingga kemiskinan. 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi terhadap munculnya beberapa masalah di kota-kota Indonesia, diantaranya:

1. Tata Ruang Tidak Sesuai
Setiap pembangunan kota tentunya memerlukan perencanaan yang matang dan sesuai dengan kondisi wilayah yang bersangkutan. 

Seringkali kota-kota di Indonesia dibangun tidak sesuai dengan kondisi fisiknya sehingga berdampak buruk bagi kualitas kota itu sendiri. 

Contohnya adalah kota Jakarta yang merupakan daerah dataran rendah pada dasarnya merupakan wilayah limpasan air dari hulu sehingga harusnya Jakarta didesain memiliki perencanaan tata air yang baik agar tidak banjir ketika hujan. 

Namun saat ini Jakarta dipenuhi bangunan-bangunan beton mulai dari pusat kota sampai pinggir kali sehingga ketika hujan maka air akan meluap dan membanjiri kota. 

Hal inilah yang mengindikasikan Jakarta tidak dirancang dengan tata ruang wilayah yang handal. 

Pembangunan hanya berorientasi pada faktor ekonomi dan bisnis semata tanpa memikirkan dampak ekologis yang muncul kemudian. 

2. Urbanisasi Tidak Terkendali
Urbanisasi merupakan proses perpindahan penduduk yang hampir terjadi di berbagai negara khususnya negara berkembang. 

Di mata kaum urban (sebutan untuk pendatang dari desa) kota adalah sebuah impian yang bisa mendatangkan kemakmuran. 

Padahal banyak para kaum urban yang datang ke kota tanpa memiliki keterampilan sehingga mereka nantinya kalah bersaing dan hidup di pinggiran kota membentuk slum area.

3. Ketimpangan Pembangunan Kota dan Desa
Masalah di kota sebenarnya bisa berawal dari wilayah desa itu sendiri. Pembangunan yang timpang antara kota dan desa akhirnya memaksa masyarakat desa untuk mencari tempat mengais rezeki. 

Hal ini menandakan ada kegagalan dari pemerintah untuk membangun sebuah desa yang nyaman dan dapat menjadi sumber kehidupan masyarakat selama hidupnya. 

Banyak anggapan saat ini bahwa tinggal di desa bagi beberapa orang adalah menyia-nyiakan waktu.

 Sebenarnya desa memiliki potensi-potensi yang dapat dikembangkan agar tidak semua masyarakatnya pergi ke kota. 

4. Budaya Masyarakat
Kota didiami oleh berbagai macam tipe manusia atau heterogen. Masyarakat Indonesia memang memiliki sifat-sifat negatif yang sebenarnya mengancam kehidupan kota itu sendiri seperti paling sederhana adalah buang sampah. 

Contohnya adalah sungai-sungai di Jakarta saat ini selalu penuh oleh sampah bekas aktivitas masyarakat. 

Hal tersebut seakan sudah menjadi budaya yang mengakar pada masyarakat Indonesia. 

Sampah yang menumpuk di sungai tentunya akan mengakibatkan aliran air terhambat dan mengakibatkan banjir. 

Selain itu budaya berlalu-lintas masyarakat Indonesia masih buruk akibatnya banyak kecelakaaan, pelanggaran dan etika-etika lalu lintas lain yang dilanggar sehingga lalu lintas kota menajdi semrawut.

5. Lemahnya Hukum
Penegakan hukum di Indonesia memang menjadi persoalan hingga saat ini sehingga masyarakat tidak akan jera ketika melanggar aturan seperti buang sampah sembarangan, berkendara tidak patuh aturan, mendirikan bangunan tanpa izin dll.

Ambil contoh di Singapura jika seseorang membuang sampah maka denda besar akan menanti di depan mata oleh sebab itu masyarakat Singapura tidak akan berani melanggar karena denda yang besar. 

Beda halnya dengan di Indonesia yang masih berpikir ulang mengambil kebijakan tersebut sehingga masyarakat tidak akan jera dan budaya negatif tetap akan terpelihara.
Sudut Jakarta
Sumber dan Gambar:disini
Peranan Geografi Sebagai Sebuah Ilmu

Peranan Geografi Sebagai Sebuah Ilmu

Geografi sebagai sebuah ilmu tentunya memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan.
Menurut J.A Spork dan O. Tulippe setidaknya terdapat tiga peranan dasar geografi yaitu:

1. Geography as a synthesis.
2. Geography as the study spatial relations of phenomena.
3. Geography as the science of landuse.

disamping 3 peranan di atas masih ada satu lagi peranan geografi yang tidak kalah penting yaitu  4. Geography as a research discipline. 

Berikut ini penjelasan singkat untuk memahami keempat peranan tersebut. Baca juga: Letak strategis Indonesia

1. Geografi sebagai suatu sintesis
Dalam ruang lingkup geografi telah dikemukakan bahwa geografi dapat menjawab pertanyaan what, where, why, when dan how terhadap suatu fenomena. 

Proses studi dalam rangka menjawab pertanyaan tersebut pada hakikatnya adalah suatu sintesis. 

Sebagai suatu sintesis, geografi dapat mengungkapkan apa yang menjadi pokok suatu penelaahan, lokasi keberadaannya, penyebab pokok penelaahan, bagaimana kualitasnya, mengapa terjadi dan bilamana terjadinya. 

Melalui sintesis ini kita akan dapat mengungkapkan pokok persoalan seputar fenomena geosfer, termasuk penyebarannya dalam ruang, relasinya dengan variable lain dan lain sebagainya sehingga akan menjadi suatu deskripsi utuh.

2. Geografi sebagai suatu pengkajian hubungan gejala keruangan
Peranan yang kedua ini lebih jauh dan mendalam dari sebuah sintesis di atas. Dalam mengkaji hubungan/relasi keruangan, variabel-variabel yang terkait harus diteliti dengan benar. 

Terjadinya suatu fenomena di atas permukaan bumi seringkali terkait dengan gejala yang timbul kemudian. Hubungan/Relasi dalam ruang yang intens dan berkelanjutan dapat mengkonstruksi suatu model/teori-teori baru. 

Dalam teori tersebut tentunya akan diperoleh faktor-faktor yang melandasi terjadinya relasi tersebut.

3. Geografi sebagai ilmu tata guna lahan
Pertumbuhan penduduk yang tinggi saat ini akan berpengaruh pada pendayagunaan ruang permukaan bumi itu sendiri. 

Kehidupan penduduk dewasa ini memerlukan peningkatan sarana  penunjang baik kualitas dan kuantitasnya. 

Melalui pengkajian geografi prinsip pendayagunaan ruang dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas lahan dengan meminimalisir dampak negatif serendah mungkin. Perencanaan wilayah sangat dibutuhkan untuk menekan ketimpangan sosial dan ekologis. 

Baca juga:
Paket promo intensif SBMPTN quipper video
Perbedaan geosentrik dan heliosentrik

4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian
Sebagai ilmu penelitian geografi memiliki 2 peran yaitu 1) melaksanakan penelitian untuk mengembangkan dan meningkatkan teori-teori baru dalam geografi agar isi dari keilmuan geografi semakin baik dan kredibel dalam kehidupan, 2) melaksanakan penelitian yang bersifat praktis dalam arti untuk memecahakan kepentingan kehidupan secara langsung. 

Secara teoretis peranan-peranan di atas dapat dipisahkan satu sama lain namun dalam pelaksanaannya tidak bisa dilepaskan satu sama lain karena saling berkaitan. 

Dalam melakukan sintesis gejala/fenomena kita harus melakukan penelitian. Untuk sampai pada suatu sintesis maka data dan informasi penelitian tadi harus dikaji hubungannya dalam ruang. 


Baca juga: Pengertian dan contoh konsep jarak absolut Sumber dan Gambar:
Ahman Sya. Pengantar Geografi
Nursid Sumaatmadja. Pendekatan Geografi
BSE Geografi X
disini
Faktor Baik Tidaknya Suatu Karya Tulis

Faktor Baik Tidaknya Suatu Karya Tulis

Kemampuan membuat sebuah karangan atau karya tulis merupakan suatu hal yang istimewa bagi seseorang apalagi siswa atau guru.

Setiap penulis tentunya akan selalu berusaha agar tulisannya dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah oleh pembaca. 

Setidaknya ada empat faktor yang menentukan apakah suatu tulisan itu mudah dibaca atau tidak. 

1. Logika
Suatu karya tulis/karangan harus tersusun sedemikian rupa sehingga alurnya jelas. Proses berfikir pembaca akan terganggu apabila hubungan-hubungan dalam pemikirannya terputus atau tidak jelas. 

Seorang penulis harus sadar bahwa dirinya telah benar-benar tenggelam dan memahami dengan benar tentang masalah yang ia tulis. Pembaca khususnya yang awam tidak akan mengerti suatu karangan yang bersusunan tidak logis.

2. Panjang Kalimat
Suatu karangan akan mudah dibaca dan mudah dipahami kalau kalimat-kalimatnya tidak terlalu panjang tetapi tidak boleh juga terlalu pendek karena akan membosankan. 

Lebih baik agar dalam suatu karangan terdapat variasi misalkan ada kalimat panjang dan pendek. 

3. Pemilihan Kata
Ketika menulis hal yang diperhatikan lagi tentunya adalah pemilihan kata-kata agar dapat mudah dipahami oleh pembaca.

Hindari kata-kata yang bersifat ambigu dan menimbulkan kesukaran bagi pembaca untuk memahami maksudnya. 

Gunakanlah kata-kata baku sesuai EYD dan bila ada istilah-istilah usahakan diberi penjelasan di bawah atau footnote.

4. Susunan atau Layout
Layout adalah tata susunan sebuah karangan/sistematika. Sistematika sebuah karangan/karya tulis pada dasarnya sama hanya kadangkala ada sedikit perbedaan. 

Seorang penulis bukan hanya harus pandai menulis isi karangan dengan baik namun tampilan dan sistematikanya juga harus baik. 

Buatlah halaman judul dengan rapi dan menunjukkan keseimbangan tata letak/margin. Pengurutan nomor untuk bab dan sub bab juga harus sesuai kaidah yang berlaku. 

Pelajarilah fungsi-fungsi tools MS Word agar memudahkan penulis untuk merapihkan layout karangan.

Kualitas isi karangan jika dipadukan dengan susunan/estetikak yang baik tentunya akan menambah nilai sebuah karangan/karya tulis itu sendiri.

Itulah beberapa faktor yang membuat baik tidaknya sebuah tulisan/karya tulis berdasarkan pengalaman pribadi. 

Semakin banyak berlatih menulis tentunya kualitas tulisan anda akan semakin baik karena sudah mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Selamat menulis.


Sumber dan Gambar:
Teori Perilaku Manusia Dalam Lingkungan

Teori Perilaku Manusia Dalam Lingkungan

Pada prinsipnya manusia merupakan mahluk paling dominan di permukaan bumi ini sesuai dengan asas "man ecological dominant". 

Dominasi manusia dalam lingkungan pada akhirnya akan membawa berbagai dampak bagi keberlanjutan ekosistem. 

Dalam berinteraksi dengan lingkungan alam manusia senantiasa untuk dituntut memiliki etika-etika dalam berperilaku bersama lingkungannya. 

Dalam ekologi terdapat setidaknya lima teori yang mengatur perilaku manusia dalam mengelola lingkungan hidupnya yaitu:

Baca juga:
Jenis-jenis lingkungan hidup
Pengertian, contoh konsep jarak geografi

1. Teori Antroposentrisme
Teori ini memandang bahwa manusia merupakan pusat utama kekuatan dalam ekologi bahkan alam semesta.

Manusia dengan berbagai kepentingannya dianggap paling menentukkan  dalam perubahan tatanan ekosistem dan dalam pengambilan kebijakan terhadap lingkungan hidupnya. 

Nilai tertinggi dalam pandangan ini adalah manusia dan kepentingannya sehingga hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian sedangkan mahluk lain selain manusia akan mendapatkan nilai dan perhatikan apabila menunjang terhadap kepentingan manusia. 

Pendapat antroposentrisme diperkuat oleh pemikiran Aristoteles dalam bukunya “The Politics” yang menyatakan bahwa “tumbuhan disiapkan untuk kepentingan binatang, dan binatang disediakan untuk kepentingan manusia”. 

Penguatan terhadap argumentasi antroposentris ini dapat dilihat pada pemahaman Thomas Aquinas, Rene Descrates dan Immanuel Kant yang menganggap bahwa manusia memiliki kedudukan lebih tinggi dan terhormat dibandingkan dengan makhluk hidup lain karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang bebas dan rasional. 

Paradigma antroposentris ini masih berlaku sampai saat ini sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan lingkungan oleh dan untuk kepentingan
manusia.

2. Teori Biosentrisme
Teori ini merupakan penolakan dari Antroposentrisme yaitu bahwa tidak benar manusia yang memiliki nilai, alam juga memiliki nilai tersendiri dan lepas dari kepentingan manusia. 

Teori ini menitikberatkan moralitas pada keseluruhan kehidupan, entah pada manusia atau pada makhluk hidup lainnya. 

Karena alam bernilai pada dirinya sendiri maka ia harus dilindungi, sehingga diperlukan etika yang berfungsi untuk menuntun manusia agar berperilaku baik guna menjaga dan melindungi alam. Baca juga: Indikator negara maju dan negara berkembang

3. Teori Ekosentrisme
Ekosentrisme memusatkan perhatian kepada seluruh komponen ekosistem baik biotik maupun abiotik. 

Oleh karena teori ini melihat adanya saling ketergantungan antar sub-sub sistem dalam ekosistem, maka perhatian dan kewajiban serta tanggung jawab moral manusia tidak hanya tertuju kepada makhluk hidup saja melainkan juga tertuju kepada semua realitas ekologis seperti planet bumi, matahari, tumbuhan dan lain sebagainya. 

Paradigma ini ingin menerapkan prinsip gerakan moral etika lingkungan secara nyata, praktis dan komprehensif. 

Caranya adalah memahami secara bersama relasi etis yang ada dalam alam semesta ini dengan kearifan terhadap lingkungan (ecological wisdom), mendukung gaya hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama memperjuangkan isu lingkungan dalam kancah politik.

4. Teori Ekofeminisme
Feminisme adalah aliran filsafat post modernisme yang dibaca sebagai sebuah filsafat atau teori politik, kritik ideologi, teori sosiologi, studi kebudayaan yang mempersoalkan dan menggugat nilai, norma, prinsip dan klaim moral yang abstrak dan besar yang dianggap berlaku universal. T

eori ini melakukan dekonstruksi dan membangun manusia modern dari cara pandang modern yang didominasi oleh perspektif laki-laki. Perjuangan utama teori feminisme adalah untuk meyakinkan manusia modern bahwa terdapat beragam cara pandang dan cara pikir manusia karena adanya entitas yang berbeda memberikan keragaman nilai dalam hidup. 

Kaum pria yang dianggap kuat mendominasi dan mengontrol yang lemah (kaum perempuan), dan dikaitkan antara hubungan manusia (yang kuat) dengan alam (yang lemah) yang akhirnya alam dieksploitasi secara besar-besaran dan rusak.

5. Teori Holistik
Paradigma holistik merupakan pendekatan ekologis yang melihat setiap fakta ilmiah bukanlah fakta murni begitu saja terjadi, akan tetapi fakta tersebut telah mengandung nilai. 

Terdapat hubungan yang sangat erat antara benar secara ilmiah dan benar secara moral (nilai). Keseluruhan kenyataan adalah organisme yang meliputi relasi yang sangat dinamis. Menurut Hadi (2000 : 51-52), teori holistik merupakan teori pendekatan yang mampu membimbing manusia kepada keselarasan hubungannya dengan alam agar kerusakan di bumi bisa dicegah. 

Manusia hendaknya berpikir dialektis dalam arti bahwa kerusakan alam akan senantiasa berhubungan dengan ulah dan tingkah laku manusia. Baca juga: Masalah kependudukan Indonesia jaman now
Lingkungan Adalah Kita 
Sumber dan Gambar:
Diklat Teknis Pembangunan Daerah. Lingkungan Hidup
Penyebab Planet Beredar Dalam Tata Surya

Penyebab Planet Beredar Dalam Tata Surya

Pernahkah kalian memikirkan tentang bagaimana bisa planet mengelilingi Matahari
dalam Tata Surya? 

Ada 2 faktor yang menyebabkan mekanisme kesimbangan teratur ini bisa terjadi yaitu Gravitasi Matahari dan Gravitasi Planet/Bumi.

1. Gravitasi Matahari
Dalam banyak hal tata surya kita ini merupakan sebuah mesin raksasa namun berbeda dengan mesin-mesin biasa, tata surya tidak memerlukan sumber tenaga dari luar untuk menggerakannya. Tenaga penggeraknya berada dalam tata surya itu sendiri.

Adanya tenaga penggerak alami dalam tata surya itu sendiri awalnya ditunjukkan oleh Sir Issac Newton dalam abad 17. 

Newton melihat bahwa planet-planet beredar mengelilingi matahari melalui orbitnya masing-masing. 

Peredaran yang teratur dan terus menerus ini hanya mungkin jika ada tenaga yang mengaturnya. Tenaga yang mengatur itu berupa gaya tarik menarik antara dua massa. 

Dalam hal ini ialah gaya tarik menarik antara anggota-anggota tata surya itu sendiri.Gaya tarik menarik inilah yang disebut oleh Newton Hukum Gravitasi.

Selanjutnya Newton menjelaskan bahwa besarnya gaya gravitasi antara dua massa berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat-pusat kedua massa tersebut. 

Jika besarnya gaya gravitasi itu kita sebut K, dan kedua massa masing-masing M1 dan M2 yang dinyatakan dalam gram dan jarak antara kedua massa adalah r dalam cm maka:

Angka tersebut didapat dari penelitian ahli-ahli di Abad ke 18 sebagai pengembangan dari hukum gravitasi Newton. 

Dari hukum gravitasi tersebut jelaslah bahwa semakin besar massa semakin besar gaya gravitasi. Sebaliknya, semakin besar jarak antara kedua massa semakin kecil gaya gravitasimya. 

Demikian pula yang terjadi antara matahari dan planet-planet. Matahari mempunyai massa yang besar sekali bahkan lebih besar dari massa planet bersama-sama. Oleh karena itu matahari selalu berusaha menarik planet-planet ke arahnya. 

Tetapi planet-planet berusaha mempertahankan geraknya sendiri yang lurus. Hasil gaya tarik matahari dan gerak lurus planet itu sendiri, menyebabkan planet beredar mengelilingi matahari.

2. Gravitasi Bumi
Seperti yang telah diterangkan di atas bahwa aya gravitasi matahari mengatur gerak planet-planet tata surya. Tetapi bagi benda-benda dekat bumi, diatur oleh gaya gravitasi bumi.

Sebuah benda yang jatuh ke bumi, sebenarnya merupakan perjalanan benda itu ke pusat bumi. Gaya tarik bumi dianggap sebagai sebab adanya bobot/berat. 

Jadi kalau kita mengukur berat sebuah benda, maka yang diukur itu sebenarnya adalah gaya tarik bumi pada benda itu. Gaya tarik inilah yang juga menahan orang dan benda-benda lain tetap berada diatas bumi.

Jari-jari bumi ke khatulistiwa lebih panjang daripada jari-jari bumi ke kutub-kutub.Sesuai dengan hukum gravitasi, bagaimanakah bobot sebuah benda yang kita bawa dari khatulistiwa ke kutub bumi? 

Setelah diselidiki para ahli fisika ternyata bobot sebuah benda di kutub bertambah sebanyak setengah persen dari bobotnya di khatulistiwa.
Sistem Tata Surya
Sumber dan Gambar:
BSE Geografi X
BSE Fisika SMA
Bumi dan Antariksa SMP
disini
Bagian-Bagian Struktur Matahari

Bagian-Bagian Struktur Matahari

Kalian tahu Matahari?. Sang bintang pelita kehidupan di Bumi. Matahari adalah salah satu bintang di alam semesta ini dan merupakan pusat dari Tata Surya. 

Apakah Matahari memiliki lapisan seperti Bumi?. Bagaimana sebetulnya struktur Matahari tersebut?. 

Berbeda dengan Bumi yang merupakan zat padat, Matahari merupakan sebuah bola gas raksasa. 

Meskipun Matahari tersusun atas gas namun densitas/kerapatan Matahari akan berbeda dari Inti sampai bagian terluarnya. 

Baca juga:
Bentukan muka bumi hasil vulkanisme
Indonesia sebagai negara kepulauan

Inti Matahari memiliki kerapatan yang snagat tinggi yaitu sekitar 150 gr/cm3 sedangkan di lapisan paling luar yaitu Korona kerapatannya menurun drastis hingga 1x10-15 gram per cm3. 

Penyebaran suhu Matahari tidak dapat diketahui secara pasti. Inti Matahari memiliki suhu yang sangat tinggi mencapai 15 juta derajat Kelvin sedangkan temperatur di Fotosfer atau permukaan Matahari menurun sampai 6000 derajat Kelvin. 

Di bagian terluar dari Matahari yaitu Korona, suhu meningkat tajam hingga 2 juta derajat Kelvin. 

Misteri tentang perbedaan variasi suhu dan kerapatan tadi masih diteliti oleh manusia dengan menggunakan berbagai instrumen. 

Untuk melihat lebih jauh tentang bagian-bagian Matahari kita lihat deskripsinya berikut:

1. Inti
Inti adalah sumber utama energi Matahari dan tersusun atas dua sifat yang menciptakan kondisi reaksi nuklir terjadi. Inti Matahari tersusun atas atom proton, elektron dan neutron. 

Proton merupakan atom bermuatan positif, Elektron bermuatan negatif dan neutron atom netral. Bahan-bahan tersebut sering disebut inti plasma Matahari. Kombinasi gerak atom-atom tadi menghasilkan reaksi fusi nuklir yang menyediakan energi untuk Matahari.

2. Zona Radiasi
Wilayah ini merupakan wilayah diluar inti matahari yang berfungsi mentransformasikan energi dari inti matahari ke segala penjuru permukaan matahari. Pada zona radiasi ini suhu turun sedikit dibanding inti. 

Di zona ini energi matahari disebarkan secara acak ke segala arah dari atom ke atom. Dibutuhkan 170 ribu tahun agar energi yang dilepaskan dalam inti matahari dapat mencapai zona radiasi.

3. Zona Konveksi
Pada bagian ini panas matahari  melakukan mekanisme baru untuk mencapai permukaan matahari. Mekanisme baru diperlukan karena di luar zona radiasi suhu turun drastis yaitu hanya sekitar 2 juta derajat Kelvin dibanding di zona radiasi yang mencapai 5 juta derajat Kelvin. Di Zona ini energi panas matahari akan ditransferkan lebih cepat dibanding zona radiasi.

4. Fotosfer
Lapisan ini merupakan permukaan Matahari yang dapat kita lihat dengan bantuan teleskop atau filter matahari. Suhu fotosfer sekitar 5.800 derajat Kelvin. 

Sebagian besar cahaya matahari yang diterima Bumi adalah energi yang dihasilkan dari Fotosfer. Cahaya matahari dari fotosfer hanya membutuhkan waktu 8 menit untuk 
mencapai Bumi.

5. Sunspot/Bintik Matahari
Bintik matahari seringkali terlihat dari teleskop sebagai titik putih hitam yang kadang menghilang.

Bintik matahari merupakan daerah yang suhunya lebih rendah dari fotosfer yaitu sekitar 2800 derajat Kelvin. Bintik hitam hanya terjadi dalam beberapa saat bisa satu hari, dua hari atau maksimal 11 bulan.

6. Kromosfer
Kromosfer berada di atas lapisan fotosfer dengan tebal sekitar 2.000 meter. Dalam kromosfer energi terus disebarkan dengan radiasi dan warna yang dipancarkan cenderung kemerahan.

7. Zona Transisi
Zona transisi memiliki ketebalan hanya sekitar 100 km dengan suhu yang cenderung naik drastis hingga mencapai 2 juta derajat Kelvin. Para peneliti masih belum mengerti mengapa suhu matahari cenderung meningkat di luar permukaan inti.

8. Korona
Korona adalah lapisan terluar matahari dan dapat terlihat seperti mahkota dalam gerhana matahari. Partikel korona dapat mencapai orbit bumi dan mengganggu kehidupan di bumi. Korona sangat tipis dan terlihat samar dalam gerhana matahari. Baca juga: Perbedaan minyak bumi dan gas bumi

Struktur Matahari
Korona Matahari Saat Gerhana
Sumber dan Gambar:
close