Kegiatan pembelajaran di kelas kini sudah mengurangi aspek teacher centered namun sudah mengarah kepada student centered.
Student centered artinya siswa dikedepankan untuk menjadi sumber belajar dan pembelajar aktif di kelas.
Banyak sekali model-model pembelajaran berbasis siswa diantaranya Model Investigasi Kelompok (Student Investigation).
Berikut ini akan dijelaskan model-model pembelajaran investigasi kelompok yang tergolong dalam jenis pembelajaran kolaboratif.
Terdapat berbagai macam pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan oleh para ahli maupun praktisi pendidikan teristimewa oleh para ahli Student Team Learning pada John Hopkins University.
Berikut ini 10 model pembelajaran kolaboratif yang mendapatkan perhatian yang cukup luas di kalangan praktisi pendidikan:
1. Learning Together
Dalam metode ini, kelompok-kelompok sekelas beranggotakan siswa-siswa yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.
2. Teams Games Tournament
Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan kelompok anggota lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok.
3. Group Investigation
Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi.
Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
4. Academic Constructive Controversy
Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok yang lain.
Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antar pribadi, kesehatan psikis dan keselarasan.
Penilaian didasarkan pada kemampuan anggota kelompok maupun kelompok memertahankan posisi yang dipilihnya.
5. Jigsaw Procedure
Dalam bentuk pembelajaran ini anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan.
Agar setiap anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
6. Student Team Achievement Division
Para siswa dalam suatu kelas dibagi ke dalam kelompok kecil. Anggota dalam setiap kelompok saling belajar dan membelajarkan sesamanya.
Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian hasil belajar individu maupun kelompok.
7. Complex Instruction
Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan khususnya dalam bidang sains, matematika dan ips.
Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota kelompok terhadap pokok bahasan.
Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran bersifat bilingual dan diantara para siswa yang sangat heterogen. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
8. Team Accelerated Instruction
Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara model kolaboratif dengan individual. Secara bertahap setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dahulu.
Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah terselesaikan maka setiap siswa mengerjakan soal tahap berikutnya.
Namun jika seorang siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar maka ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama.
Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.
9. Cooperative Learning Structure
Dalam model pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua siswa berpasangan.
Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan lainnya menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee.
Bila jawaban tutee benar ia mendapat poin yang telah ditetapkan. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu berganti peran.
10. Cooperative Integrated Reading and Composition
Model pembelajaran ini mirip dengan nomor 8. Sesuai namanya, model belajar ini menekankan pada pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa.
Dalam pembelajaran ini para siswa saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.
Sumber dan Gambar: