Geograph88 | Berbagi Pengetahuan Kebumian
Bimbingan OSN Kebumian: Memahami Apa itu Volcanic Arc [Busur Kepulauan Api]

Bimbingan OSN Kebumian: Memahami Apa itu Volcanic Arc [Busur Kepulauan Api]

Busur pulau dan busur gunung berapi pada dasarnya adalah jenis fitur geologi yang sama, kecuali fakta bahwa yang satu berada di daratan dan yang lainnya dikelilingi oleh air.

Lempeng tektonik mendorong terciptanya busur gunung berapi. Lempeng samudra yang lebih padat bertabrakan dengan lempeng benua yang lebih ringan. Kepadatan kerak samudra menariknya ke bawah ke dalam mantel di mana panas yang ekstrem melelehkannya. 

Batuan cair dan cairan (magma) kemudian bergerak ke atas dan sering kali mencapai permukaan dan meletus. Bentuk busur adalah jejak permukaan dari tempat lempeng yang turun meleleh. Bentuknya berupa busur karena bumi berbentuk bulat. Sebagian besar busur gunung api berada di tepi Pasifik, terutama Jepang, Polinesia, dan Aleutians adalah busur pulau.

Ada beberapa jenis pulau vulkanik yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan lokasinya sendiri. Berikut adalah beberapa jenis utamanya:

Pulau-pulau Hotspot Oseanik: Pulau-pulau ini terbentuk di atas titik panas yang tidak bergerak di mantel Bumi, tempat magma naik ke permukaan. Contohnya adalah Kepulauan Hawaii, Kepulauan Galapagos, dan Pulau Paskah. Pulau-pulau ini biasanya dicirikan oleh gunung berapi perisai, yaitu gunung berapi yang luas dan landai yang dibentuk oleh aliran lava yang berurutan. Aspek unik dari pulau-pulau hotspot adalah pembentukannya di tengah-tengah lempeng tektonik, bukan di batas lempeng.

Pulau-pulau Zona Subduksi: Pulau-pulau ini terbentuk sebagai hasil dari aktivitas vulkanik di batas lempeng konvergen, di mana satu lempeng tektonik disubduksi di bawah lempeng lainnya. Lempeng yang tersubduksi meleleh dan menghasilkan magma, yang naik membentuk busur gunung berapi. Contoh pulau-pulau di zona subduksi adalah Kepulauan Aleutian di Alaska dan Kepulauan Filipina. Pulau-pulau ini sering kali memiliki gunung berapi strato, yang merupakan kerucut dengan sisi yang curam yang terdiri dari lapisan lava dan abu yang berganti-ganti.

Kepulauan Zona Celah: Pulau-pulau ini terbentuk di sepanjang batas lempeng yang berbeda di mana kerak bumi ditarik terpisah. Magma naik untuk mengisi celah tersebut, menciptakan aktivitas vulkanik. Contoh pulau zona keretakan yang paling terkenal adalah Islandia, yang terletak di Samudra Atlantik Utara. Pulau-pulau zona keretakan sering kali menunjukkan kombinasi gunung berapi perisai dan letusan celah, di mana lava meletus dari retakan memanjang di permukaan bumi.

Pulau Gunung Api di laut

Kepulauan Kaldera: Pulau-pulau ini terbentuk ketika letusan gunung berapi besar mengosongkan dapur magma di bawah gunung berapi, menyebabkan tanah di atasnya runtuh dan membentuk kaldera. Seiring waktu, kaldera dapat terisi air, membentuk danau kawah gunung berapi. Contoh pulau kaldera termasuk Santorini di Yunani dan Crater Lake di Amerika Serikat. Pulau-pulau ini sering dicirikan oleh struktur kaldera berbentuk tapal kuda atau melingkar yang khas.

Pulau-pulau Atol: Atol adalah struktur terumbu karang berbentuk cincin yang terbentuk di sekitar sisa-sisa pulau vulkanik purba yang tenggelam. Saat pulau vulkanik surut atau terkikis, terumbu karang terus tumbuh di tepiannya, yang akhirnya melingkupi laguna di tengahnya. Maladewa dan Kepulauan Marshall adalah contoh pulau atol. Pulau-pulau atol sangat unik karena terbentuk dari kombinasi proses vulkanik dan pembentukan terumbu karang.

Penting untuk dicatat bahwa lokasi pulau-pulau vulkanik ini dapat sangat bervariasi di seluruh samudra di dunia, dan dipengaruhi oleh batas lempeng tektonik yang mendasari dan proses geologi yang spesifik untuk setiap jenisnya.

Perbedaan Fisiografis dan Budaya Dataran Rendah dengan Dataran Tinggi

Perbedaan Fisiografis dan Budaya Dataran Rendah dengan Dataran Tinggi


Ketika belajar geografi tentu kita sering mendengar istilah dataran rendah dan dataran tinggi. Kedua jenis kenampakan alam tersebut umum dijumpai di sekeliling kita.

Namun apakah kita sudah paham perbedaan mendasar dari kedua jenis fisiografis bumi tersebut?. Kita akan lihat berdasarkan berbagai indikator pembeda.

1. Ketinggian 
 Dataran Tinggi: Dataran tinggi adalah wilayah yang terletak di atas ketinggian tertentu di atas permukaan laut. Fisiografis wilayah ini memiliki elevasi yang lebih tinggi daripada dataran rendah dan seringkali memiliki puncak gunung, pegunungan, atau perbukitan. Ketinggian dataran tinggi dapat bervariasi, tetapi biasanya lebih dari 500 meter di atas permukaan laut.

Dataran Rendah: Dataran rendah adalah wilayah yang berada pada elevasi yang lebih rendah dan mendekati atau bahkan di bawah permukaan laut. Dataran rendah cenderung memiliki kontur yang lebih datar dan dataran yang lebih luas.

2. Karakteristik Iklim:
Dataran Tinggi: Dataran tinggi cenderung memiliki iklim yang lebih dingin karena ketinggiannya yang lebih tinggi. Suhu di dataran tinggi seringkali lebih rendah daripada di dataran rendah, dan mereka mungkin lebih rentan terhadap cuaca ekstrem seperti salju dan es.

Dataran Rendah: Dataran rendah memiliki suhu yang lebih hangat karena berada pada ketinggian yang lebih rendah. Mereka cenderung memiliki iklim yang lebih stabil dan kondusif untuk pertanian.

3. Vegetasi:
Dataran Tinggi: Vegetasi di dataran tinggi cenderung berbeda tergantung pada iklim, tetapi seringkali terdiri dari hutan hujan, hutan konifer, atau padang rumput alpin. Vegetasi di dataran tinggi seringkali lebih beragam dan khas dibandingkan dengan dataran rendah.

Dataran Rendah: Dataran rendah dapat memiliki berbagai jenis vegetasi, termasuk hutan, padang rumput, gurun, atau wilayah subur yang cocok untuk pertanian.

4. Hidrologi
Dataran Tinggi: Ketersediaan air di dataran tinggi seringkali berasal dari sungai-sungai yang berasal dari pegunungan atau daerah lembab. Air dapat lebih melimpah di dataran tinggi, tetapi juga dapat bergantung pada curah hujan dan pencairan salju.

Dataran Rendah: Dataran rendah cenderung memiliki ketersediaan air yang lebih stabil karena dapat menerima aliran sungai dari dataran tinggi dan memiliki lebih sedikit masalah dengan pembekuan air daripada dataran tinggi.

5. Budaya
Dataran Tinggi: Dataran tinggi seringkali memiliki populasi manusia yang lebih rendah dibandingkan dataran rendah karena kondisi yang lebih keras dan kurangnya tanah yang cocok untuk pertanian. Namun, beberapa dataran tinggi memiliki permukiman dan pertanian yang penting.

Dataran Rendah: Dataran rendah seringkali menjadi tempat populasi manusia yang padat, karena kondisi iklim yang lebih ramah dan tanah yang lebih subur. Mereka sering menjadi pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, dan perkotaan.
Contoh Soal Literasi AKM Topik Objek Studi Geografi + Kunci Jawaban

Contoh Soal Literasi AKM Topik Objek Studi Geografi + Kunci Jawaban

Halo teman-teman berikut ini contoh soal literasi geografi kelas 10 dengan topoik objek studi geografi. Soal dimodifikasi sesuai format AKM.

Untuk dua soal di bawah ini adalah model literasi dengan pilihan ganda standar dan pilhan ganda kompleks. Silahkan dipelajari.

4. Perhatikan berita berikut untuk menjawab soal no 4-5! [LITERASI Level 2]
KOTA BOGOR - Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kota Bogor pada Selasa (14/3) memicu terjadinya tanah longsor yang berupa tebing dengan tinggi 12 meter dan lebar 6 meter di Kampung Sirna Sari RT 07 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan bahwa material tanah longsor itu kemudian menimbun 6 unit rumah dan 1 tempat ibadah. Akibatnya sebanyak 17 warga turut tertimbun, di mana 11 ditemukan dalam kondisi selamat, 2 meninggal dunia dan 4 lainnya dalam pencarian.

Selain berdampak pada permukiman warga dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa, peristiwa tanah longsor itu juga berdampak pada jalur kereta api relasi Bogor-Sukabumi sepanjang 15 meter. Atas peristiwa itu perjalanan kereta api menjadi terkendala.

Hingga hari ini, tim BPBD Kota Bogor, Basarnas, TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, relawan penanggulangan bencana dan warga setempat melanjutkan upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi terhadap dua korban yang belum berhasil ditemukan. Adapun tim gabungan tersebut sedikit terkendala karena lokasi terdampak sulit dijangkau dan berada di tebing serta pinggiran Sungai Cisadane.

https://www.bnpb.go.id/berita/tinjau-lokasi-tanah-longsor-di-bogor-kepala-bnpb-serahkan-dsp-500-juta-dan-akan-relokasi-warga

Berdasarkan cuplikan berita tersebut, longsor terjadi karena interaksi antara komponen objek material geografi yaitu  ....
A. antroposfer dan litosfer
B. atmosfer dan litosfer
C. atmosfer dan hidrosfer
D. hidrosfer dan antroposfer
E. litosfer dan hidrosfer

Kunci
Longsor adalah fenomena hidrometeorologis yang biasa terjadi di berbagai wilayah. Pada paragraf pertama terdapat cuplikan terkait adanya hujan dengan intensitas tinggi di kota Bogor sehingga memicu tebing longsor. Artinya longsor terjadi sebagai akibat interaksi kejadian di atmosfer dengan tanah atua litosfer.

5. [PG KOMPLEKS C3]
Berdasarkan informasi berita, langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah potensi longsor di masa depan adalah ...
A. Merelokasi pemukiman di wilayah berkontur miring dan terjal
B. Mengurangi kegiatan pertanian intensif di lereng bukit
C. Mereboisasi perbukitan dengan vegetasi keras
D. Melakukan kerja bakti membersihkan gorong-gorong 
E. Merubah struktur rumah menjadi tipe panggung

Kunci
Untuk mencegah longsor di masa depan maka langkah antisipatif yang bisa dilakukan diantaranya adalah:
1. Merelokasi pemukiman di wilayah berkontur miring dan terjal, hal ini untuk mengurangi korban jiwa jika suatu saat longsor terjadi pada perbukitan.
2. Mengurangi kegiatan pertanian intensif di lereng bukit, karena pertanian intensif akan memodifikasi struktur tanah original sehingga akan mudah mengalami erosi.
3. Mereboisasi perbukitan dengan vegetasi keras, karena akar vegetasi yang keras sangat baik menjaga kestabilan lereng.
Pengertian Agregat Tanah dan Kaitannya Dengan Produktiftas Lahan

Pengertian Agregat Tanah dan Kaitannya Dengan Produktiftas Lahan

Agregat tanah merujuk pada struktur partikel-partikel tanah yang terikat bersama dalam gumpalan atau agregat yang lebih besar. 

Ini adalah salah satu konsep penting dalam ilmu tanah dan pertanian, karena struktur agregat tanah memainkan peran kunci dalam kesehatan tanah dan produktivitas pertanian.

Agregat tanah terbentuk melalui berbagai proses fisik, kimia, dan biologi dalam tanah. Partikel-partikel tanah seperti pasir, liat, dan debu dipengaruhi oleh aktivitas organisme tanah, bahan organik, akar tanaman, pergerakan air, dan tekanan. 

Ketika agregat terbentuk, pori-pori dan saluran udara terbentuk di antara mereka, memungkinkan aliran air, pertukaran gas, dan aerasi tanah yang baik.

Agregat tanah yang tidak baik (kiri) dan baik (kanan)

Manfaat agregat tanah meliputi:

Drainase yang Baik: Agregat tanah membantu air meresap ke dalam tanah dengan lebih baik daripada tanah yang padat, mengurangi risiko genangan dan erosi.

Pertukaran Gas: Struktur agregat memungkinkan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara tanah dan atmosfer, yang penting bagi pertumbuhan akar dan organisme tanah.

Penyediaan Nutrisi: Agregat yang baik dapat menahan bahan-bahan organik dan mineral, yang berperan dalam penyediaan nutrisi bagi tanaman.

Akar Tanaman: Struktur agregat mendukung pertumbuhan akar tanaman dengan memberikan ruang yang lebih besar untuk berkembang.

Daya Tahan Terhadap Erosi: Tanah dengan agregat yang baik cenderung lebih tahan terhadap erosi karena partikel-partikel tanah terikat bersama dengan lebih kuat.

Penting untuk menjaga dan memperbaiki struktur agregat tanah dalam praktik pertanian dan pengelolaan lahan, karena ini dapat berdampak positif pada produktivitas tanaman dan kualitas lingkungan. Ini melibatkan praktik-praktik seperti penanaman penutup tanah, penggunaan bahan organik, dan teknik pengolahan tanah yang tepat.
Kunci Pembahasan OSK Geografi 2018 No 1-10

Kunci Pembahasan OSK Geografi 2018 No 1-10

Halo kawan pejuang OSN Geografi, yuk kita bahas kali ini kunci OSK Geografi 2018 supaya tabungan materi kamu semakin banyak.

Jangan lupa untuk selalu pantau blog ini untuk mendapatkan pembahasan lanjutan soal-soalnya. Semangat berjuang meraih prestasi.

1. Proses kondensasi sangat berperan dalam pembentukan perawanan yang menghasilkan hujan. Proses pembentukan perawanan diawali dari proses:
a. pembekuan
b. evaporasi
c. deposisi
d. sublimasi
e. konvergensi

Kunci
Awan adalah kumpulan titik-titik air yang melayang-layang di atmosfer. Pembentukan awan atau kondensasi diawali dari proses evaporasi atau penguapan. Materi ini ada dalam siklus air. Evaporasi adalah penguapan dari perairan terbuka sementara kalau penguapan dari mahluk hidup dinamakan transpirasi.
siklus air

2. Di antara metode klasifikasi iklim berikut yang banyak digunakan untuk menentukan zona agroklimat atau wilayah yang cocok untuk menanam padi khususnya di pesisir pulau Jawa adalah:
a. Thornthwaite
b. Schmidt-Ferguson
c. Oldeman
d. Junghunn
e. Borema
 
Kunci
Untuk pertanian padi di pesisir Jawa maka klasifikasi Oldeman yang paling cocok. Oldeman menggunakan curah hujan dalam membagi iklim menjadi dua jenis yakni bulan basah dan bulang kering. Daerah yang curah hujannya 200mm/bulan bisa digunakan untuk menanam padi, sedangkan daerah dengan curah hujan 100mm/bulan cocok untuk ditanami palawija atau padi.

3. Siklus tertutup tata air dari permukaan bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke permukaan Bumi
yang berlangsung dalam waktu tertentu secara terus menerus dikenal sebagai proses yang
disebut:
a. siklus hidrologi
b. manajemen air
c. peredaran air
d. perkolasi
e. redistribusi air
 
Kunci
Siklus air atau daur hidrologi adalah proses perputaran air di permukaan bumi melalui berbagai tahapan proses seperti pada diagram di soal nomor 2.

4. Berikut ini adalah salah satu contoh dampak adanya perubahan iklim di bumi:
a. munculnya berbagai spesies baru di hutan-hutan di Indonesia
b. rentannya hama serangga di musim dingin
c. peningkatan area lahan basah di Australia dan Afrika
d. habitat burung pantai di Amerika Serikat makin sesuai dengan kebutuhan burung
e. peningkatan kejadian malaria, kolera, dan banyak penyakit infeksi yang lain
 
Kunci
Perubahan iklim berdampak pada berbagai bidang kehidupan salah satunya kesehatan. Diantaranya adalah terjadinya kasus seperti malaria, kolera, dan wabah infeksi lain. Hal ini terjadi karena perubahan suhu memicu perubahan perilaku dari virus atau bakteri-bakteri tertentu dalam lingkungan sekitar kita.

5. Cuaca ekstrim yang akhir-akhir ini makin sering terjadi dipercaya dipengaruhi oleh perubahan
iklim. Peristiwa tersebut adalah sebagai akibat peningkatan suhu bumi sebesar:
a. 3⁰C
b. 2⁰C
c. 1⁰C
d. 0,8⁰C
e. 0,4⁰C
 
Kunci
Suhu bumi telah meningkat rata-rata 0,14° Fahrenheit (0,08° Celcius) per dekade sejak tahun 1880, atau sekitar 2° F secara total. Laju pemanasan sejak tahun 1981 lebih dari dua kali lebih cepat: 0,32° F (0,18° C) per dekade. Fenomena ini memicu cuaca ekstrim mulai banyak melanda belahan bumi karena perubahan kestabilan atmosfer.
 
6. Indonesia yang merupakan bagian dari sistem monsoon (monsun, muson) Asia-Australia
mempunyai karakteristik monsoon yang luar biasa indahnya. Pada saat matahari seolah-olah
berada maksimum di Utara ekuator maka terbentuk:
a. monsoon Australia
b. monsoon Asia
c. monsoon Pasifik barat
d. monsoon India
e. monsoon Asia timur tenggara
 
Kunci
Pada saat matahari berada di utara alias tropic of cancer atau garis balik utara maka penyinaran maksimum adalah di wilayah Asia sementara di Australia lebih dingin. Hal ini menjadikan densitas udara di Australia lebih padat dan akan mengalirkan massa udara ke wilayah Asia yang disebut monsun timur atau monsoon Australia. Cek gambar di bawah.

7. Peristiwa Dipole Mode (Indian Ocean Dipole Mode) terdapat di Samudra Hindia tepat di sekitar
ekuator. Jenis IODM (-) menunjukkan bahwa di lepas pantai barat Sumatera:
a. Sea Surface Temperature (SST) lebih tinggi dibanding SST di timur ekuator Afrika
b. SST lebih rendah dibanding sisi timur ekuator Afrika
c. tiada perbedaan SST di kedua tempat tersebut di atas
d. Mean Sea Level (MSL) lebih tinggi dibanding di sisi pantai timur Afrika
e. MSL lebih rendah dibanding di sisi pantai timur Afrika 
 
Kunci
Dipole mode itu anomali di Samudera Hindia, kalau di Pasifik kan El Nino dan La Nina. nah kalau Dipole Mode itu ada dua yaitu negatif dan positif. Kalau dipole mode negatif maka suhu permukaan laut di pantai barat Sumatera lebih tinggi dibanding suhu perairan di timur Afrika. Kalau dipole mode positif sebaliknya gaes. Jadi nanti sama aja kaitannya adalah suhu itu ke potensial evaporasi dan kondensasi sehingga akan berpengaruh ke curah hujan. Coba pahami gambar di bawah ini. Semoga paham.

8. El Nino dan La Nina merupakan proses perubahan suhu permukaan laut yang tidak biasanya
yang terjadi di samudra Pasifik tropis yang mempengaruhi sel sirkulasi atmosfer yang berarah
Timur-Barat yang disebut:
a. Sel Hadley
b. Sel Kutub
c. Sel Ferrel
d. Sel Walker
e. Sel Rossby
 
Kunci
Sirkulasi Walker terlihat di permukaan sebagai angin pasat timur yang menggerakkan air dan udara yang dihangatkan oleh matahari ke arah barat. Sisi barat Pasifik khatulistiwa dicirikan oleh cuaca bertekanan rendah yang hangat dan basah karena uap air yang terkumpul dibuang dalam bentuk topan dan badai petir.

9. Erosi tanah yang berlangsung secara perlahan namun kontinyu jika tidak dikelola dengan baik
dapat mengundang bahaya yang lebih besar, yaitu:
a. longsor
b. sedimentasi
c. banjir bandang
d. kekeringan
e. rayapan tanah
 
Kunci
Erosi itu pengikisan tanah oleh media zat pengangkut bisa air, angin, es. Nah erosi yang tidak dikelola baik akan mengundang erosi skala besar yaitu longsor yang lebih berbahaya tentunya.

10. Pengelolaan bencana lebih ditekankan pada usaha-usaha yang dilakukan pada saat pra-kejadian dengan alasan:
a. sesuai budaya masyarakat
b. ketersediaan dana melimpah
c. ancaman dapat dihilangkan
d. masyarakat mudah disadarkan
e. perencanaannya lebih matang

Kunci
Pra kejadian artinya kan sebelum terjadi bencana, maka perencanaan kegiatan-kegiatan (mitigasi) yang perlu disiapkan dengan baik oleh setiap pemangku kebijakan daerah. Coba pahami lagi terkait tahapan mitigasi bencana dan aspek-aspek terkait di dalamnya.

Lanjut: Soal Nomor 11-20 (on progress)
Cara Hidup dan Habitat Ganggang

Cara Hidup dan Habitat Ganggang

Semua ganggang bertipe fotoautotrof dapat melakukan fotosintesis, dengan dilakukan oleh el-sel berklorofil dan pigmen fotosintetik lain.

Ganggang hidup di habitat lembap, basah, perairan baik tawar maupun asin yang masih bisa ditembus oleh sinar matahari. 

Di dalam perairan ini, ganggang merupakan bagian dari fitoplankton. Fitoplankton berperan dalam sumber makanan dan oksigen bagi organisme lain di perairan tersebut.

Ganggang yang hidup melayang-layang di dalam air dinamakan neuston sementara yang hidupa melekat di dasar perairan atau melekat pada organisme lain dinamakan bentik.

Bentik dapat dibedakan menjadi epilitik (melekat di batu), epipelik (melekat pada lumpur dan pasir), epifitik (melekat pada tanaman), dan epizoik (hidup atau melekat di hewan).

Menurut habitat hidupnya di perairan, ganggang dibedakan ke dalam kelompok berikut:
1. Ganggang subaerial adalah ganggang yang hidup di permukaan air.
2. Ganggang intertidal adalah ganggang yang secara periodik muncul ke permukaan air karena terbawa oleh pasang surut air.
3. Ganggang sublitoral adalah ganggang yang berada di bawah permukaan air.
4. Ganggang edafik adalah ganggang yang hidup di lumpur atau pasir di dasar perairan.
Alga melekat di bebatuan sungai
Ganggang itu ada yang hidup soliter, berkoloni atau bersimbiosis dengan organisme lain. Ganggang yang berkoloni terbentuk karena pada saat pembelahan biner sel-sel ganggang tetap berikatan satu dengan lainnya melalui sitoplasma atua matriks bergelatin.

Sel ini tidak dapat bereproduksi jika diisolasi dari sel lainnya. Contohnya adalah koloni volvox yang terdiri atas ratusan hingga ribuan sel biflagelata.

Beberapa jenis ganggang hidup bersimbiosis dengan organisme lain seperti Paramaecium bursaria yang hidup bersama dengan sel-sel ganggang Zoochlorella, alga hijau dengan hewan spons dan ganggang hijau uniseluler yang bersimiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.

Ganggang cokelat yang hidup di perairan beriklim sedang seperti Macrocystis, dapat hidup hingga panjang mencapai 60 meter dan membentk hutan kelp. Hutan kelp adalah habitat bagi kehdupan ikan dan organisme lain seperti kura-kura, kerang, kepiting, cumi.
Simulasi Soal OSN Geografi 2023 + Kunci Part 2

Simulasi Soal OSN Geografi 2023 + Kunci Part 2

 

Halo gan kita lanjut lagi ya bahas simulasi soal OSN Geografi 2023 nomor selanjutnya. Pastikan untuk selalu pantengin blog ini dan jangan lupa share ke teman-teman lainnya.

Usahakan untuk selalu kerjakan dulu mandiri soal-soalnya sebelum mencocokan dengan kunci jawaban di bawah.

1. Data masukan berikut ini yang dapat diolah secara langsung dengan Sistem Informasi Geografis adalah ....
a. tingkat pendidikan
b. jenis kelamin
c. status penduduk
d. kepadatan penduduk
e. jenis pekerjaan

2. Faktor terjadinya pegerakan lempeng tektonik di bumi adalah ....
a. ketidakmerataan persebaran laut dan benua
b. variasi relief permukaan bumi
c. perbedaan substansi penyusun kerak bumi
d. arus konveksi di bawah kerak bumi
e. stratigrafi batuan penyusun kerak bumi

3. Gempa berkekuatan 6,2 SR di Yogyakarta tahun 2006 mengakibatkan kerusakan hebat pada berbagai bangunan terutama pemukiman. Kerusakan terbanyak terjadi di wilayah Bantul dan Klaten Jawa Tengah. Gempa tersebut menimbulkan korban jiwa sekitar 5.000 jiwa. Kajian geografi tersebut menggunakan prinsip ....
a. korologi
b. deskripsi
c. korelasi
d. kronologi
e. interelasi

4. Di wilayah tropis, proses pelapukan berjalan cepat karena dipengaruhi oleh ...
a. curah hujan intens
b. aktifitas manusia
c. angin muson
d. el Nino
e. topografi

5. Morfologi polje dapat ditemukan pada wilayah ...
a. gurun
b. sabana
c. karst
d. gunung api
e. peneplain
 
Pembahasan
1. Data yang dapat diolah secara langsung adalah data yang sifatnya keruangan seperti kepadatan penduduk. Sementara itu data lainnya seperti jenis kelamin, status, pekerjaan, level pendidikan adalah data yang harus dicek dulu ke lapangan, bukan tipe data spasial.
 
2. Pergerakan lempeng dipicu oleh arus konveksi di mantel bumi yang membuat tekanan ke lapisan kerak bumi sehingga membuat terjadinya gerakan.
 
3. Prinsip korologi adalah penggunaan semua prinsip mulai dari distribusi, interelasi dan deskripsi pada suatu kajian geografi. Dalam paragraf ketiga prinsip digunakan, maka jawabannya korologi.
 
4.  Pelapukan di wilayah tropis dikontrol oleh curah hujan.
 
5. Polje adalah morfologi khas wilayah gamping/karst. Polje adalah cekungan atau lembah tertutup luas dan memanjang di daerah topografi karst yang mempunyai dasar mendatar, dinding sekelilingnya terjal.
close