Cincin api "Ring of Fire" yang mengelilingi Indonesia menghasilkan gunung api tertinggi kelima di Pulau Bali yaitu Gunung Agung.
Menjulang setinggi 3.142 meter, Gunung tertinggi di pulau dewata ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem Bali.
Gunung api ini dikelilingi hutan lebat, dimana babi hutan, kera ekor panjang dan aneka burung liar, termasuk Elang Bali yang langka bersemayam.
Terdapat 3 jalur untuk mencapai puncak Gunung Agung, namun medan ketiganya cukup berat dan hanya wisatawan yang benar-benar fit saja yang bisa disarankan untuk mendaki.
Mengingat pentingnya peran Gunung Agung sebagai salah satu pusat ritual warga Bali, terutama melalui gerbang utamanya di Pura Besakih maka sangat disarankan untuk menyewa jasa pemandu jika ingin mengunjungi Gunung Agung.
Para guide ini dapat ditemukan pada lokasi pendakian, antara lain Gung Bawa Trekking dari pos pendakian jalur Besakih dan MG Trekking di Candidasa.
Puncak Gunung Agung dapat diakses dari berbagai arah. Jalur selatan pendakian melalui Klunkung dan Candidasa, jalur barat melalui Pura Besakih, timur melalui Tirta Gangga dan Karangasem.
Jalur yang banyak digemari adalah dari pantai timur melalui sebelah utara Amed menuju Tulamben dan Singaraja. Sisi timur Gunung Agung cenderung gersang sedangkan pemandangan dari sisi barat jauh lebih hijau.
Keelokan puncak gunung Agung adalah pemandangan di perjalanannya yang berliku dikelilingi gunung dan Danau Batur serta mencapai puncaknya ketika diseberang lautan terlihat matahari pagi muncul dari balik Gunung Rinjani di Pulau Lombok.
Saran Pendakian
- Para pendaki dianjurkan untuk mendaki pada musim kemarau (sekitar April-Oktober) sedangkan pada bulan Januari sangat dihindari karena curah hujan yang tinggi yang berakibat pada jalur pendakian yang licin dan berbahaya.
Pada Januari dan Februari merupakan waktu paling berbahaya karena kemungkinan jalur rawan longsor. Sedangkan pada bulan April terdapat banyak upacara keagamaan sehingga tidak leluasa untuk mendaki.
- Para pendaki pastinya mengincar sunset di puncak gunung sehingga harus berangkat tengah malam. Diwajibkan membawa senter atau headlamp karena cahaya bulan yang temaram dan tidak cukup menerangi jalan setapak.
- Pendakian pada umumnya dimulai pada pukul 23.00 WITA dan sekitar 4 jam perjalanan menuju puncak.
- Setelah matahari terbit biasanya kabur akan kembali muncul menghalangi pemandangan.
- Para pendaki pemula disarankan melalui jalur utara melalui Duku Bujangga Sakti dan membawa peralatan camping. Meski memutar dan menghabiskan waktu dua kali lebih banyak, jalur ini lebih landai dan memungkinkan untuk beristirahat lebih banyak. Sumber: Tempo, Inspirasi Bali.