Bencana gempa bumi yang sangat dahsyat berada di kota Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Mei 2006 merupakan peristiwa gempa yang terjadi tidak dapat di prediksi sebelumnya.
Peristiwa ini menimbulkan beberapa perubahan-perubahan baik fisik dari permukaan bumi maupun segala sesuatu yang tinggal di atasnya.
Kondisi ini akan jelas terlihat jika kita membuat penampang vertikal pada permukaan tanah sampai kedalaman lapisan kerak bumi.
Secara perlahan-lahan permukaan bumi kan sedikit mengalami pergeseran. Pergeseran utama yang dapat dipantau dengan jelas adalah pada daerah-daerah di sekitar pertemuan lempeng tersebut.
Ini membuktikan bahwa bumi akan secara fisik terus mengalami dinamika sutau perubahan alam, dan terjadi terus-menerus setiap waktu mulai dari bumi ada hingga sampai sekarang ini.Beikut adalah macam-macam gempa bumi beserta proses terjadinya gempa tersebut:
Proses Terjadinya Gempa dan Macam-Macam Gempa Bumi
Ada dua macam gempa yang bisa dilihat dari intensitasnya, yaitu: makroseisme, yaitu gempa yang dapat diketahui tanpa alat karena intensitasnya yang sangat besar;
mikroseisme, yaitu gempa yang hanya bisa dapat diketahui dengan menggunakan sebuah alat karena intensitasnya yang sangat kecil sekali.
Ada tiga macam gempa berdasarkan sebab terjadinya perunbahan alam, yaitu sebagai berikut:
Gempa runtuhan terjadi karena turunnya atau runtuhnya suatu permukaan tanah, dan biasa terjadi pada daerah tambang yang berbentuk seperti terowongan, pegunungan kapur, atau lubang.
Di dalam pegunungan kapur tersebut terdapat gua-gua dan ponor-ponor (luweng) yang akan terjadi suatu proses karena pelarutan (solusional).
Jika atap gua atau lubang itu sudah gugur, timbullah gempa runtuhan meskipun bahaya yang ditimbulkan akan relatif kecil dan getaran hanya terjadi di sekitar lokasi runtuhan saja.
2. Gempa Vulkanis
Gempa vulkanis terjadi karena suatu pengaruh yang akan ditimbulkan oleh meletusnya suatu gunung api.
Jika gunung api tersebut akan meletus, terjadilah sebuah tekanan gas dari dalam sumbat kawahnya tersebut yang nantinya akan menyebabkan terjadinya suatu getaran yang disebut gempa vulkanis.
Gempa tersebut hanya terasa di sekitar daerah gunung api saja yang meletus sehingga bahaya gempa ini juga akan relatif kecil.
Sebagai Contohnya gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh letusan Gunung Tambora.
Gunung Tambora pada tahun 1815 telah meletus dengan dahsyat hingga menewaskan 92.000 orang di sekitarnya.
Karena kedahsyatannya tersebut gunung tersebut tercatat dalam sejarah dunia. Kehebatan letusan gunung tambora tersebut tercatat sekitar 6 juta kali kekuatan bom atom.
Ciri Gunung ini memiliki garis tengah 60 km pada ketinggian permukaan air laut. Kemudian Letusan yang mahadahsyat tersebut telah membentuk sebuah kawah baru dengan lebar sekitar 6 km, dan kedalamanya sampai 1.110 meter, menyebarkan sekitar 150 km3 debu sehingga mencapai jarak sejauh 1.300 km.
Pada Jawa Tengah dan Kalimantan dalam jarak sekitar 900 km dari tempat letusanya tersebut, kejatuhan debu setebal 1 cm.
Serta Bongkahan letusan melayang Hingga sampai 44 km. Letusan Gunung Tambora juga mengakibatkan gempa vulkanik yang begitu besar juga.
3. Gempa Tektonik
Gempa tektonik terjadi karena gerakan sebuah ortogenetik. Daerah yang juga sering kali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu didaerah Sirkum Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik.
Gempa ini juga sering mengakibatkan perpindahan suatu pergerakan tanah, sehingga gempa ini disebut gempa dislokasi.
Bahaya gempa ini relatif cukup besar karena tanah dapat terjadi pelipatan atau bergeser.
Demikian Proses terjadinya suatu gempa dan jenisnya semoga bermanfaat.
Baca Juga : Sumur artesis itu seperti apa sih?
Gambar: disini