Sistem pengelolaan sampah yang terpadu dinilai sangat tepat dan dapat diterapkan untuk memecahkan suatu permasalahan sampah kot.
Tema Kali ini adalah ”Pemecahan Masalah Sampah Kota Berbasis Teknologi Lingkungan” di ibu kota Jakarta.
Belajar dari pengalaman beberapa Negara yang sudah relatif lebih maju, dapat diperoleh dan mempunyai kesimpulan bahwa penanganan sampah dari segi teknologi tidak akan tuntas pada akarnya hanya dengan menerapkan satu metode saja tetapi harus dengan kombinasi dari berbagai metode yang nantinya dan kemudian dikenal sebagai Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu.
Dikatakan demikian karena, Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut setidaknya telah mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi serta pembuangan akhir (landfilling).
Pengurangan pada sumber sampah untuk industri berarti perlunya jumlah teknologi serta proses yang nirlimbah serta packing produk yang sudah ringkas/ minim dan ramah lingkungan.
Sedangkan untuk rumah tangga berarti cukup menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk itu pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti alumunium,kertas, logam,plastik, gelas,dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik dapat diolah, salah satunya dengan pengkomposan.
Manajemen sampah kota yang handal |
Lokakarya kali ini merupakan suatu upaya untuk mensosialisasikan secara praktis teknik-teknik pemilahan sampah yang cukup sederhana yang dapat diterapkan bagi rumah tangga perkotaan, sebab itu sesungguhnya kunci keberhasilan program daur ulang adalah dengan di pemilahan sejak awal.
Secara teoritis apabila program daur ulang sampah dengan sistem terpadu tersdebut dapat dilakukan, maka sampah yang tersisa hanya tinggal 15 – 20% saja di ibu kota, sehingga akan mengurangi ritasi transportasi sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan umur TPA akan semakin panjang pula.
Sejak tahun 1990-an BPPT telah melakukan sebuah kajian pada sistem pengelolaan sampah terpadu menuju sebuah zero waste. Selain kajian teknologi tersebut daur ulang dan pengkomposan, juga telah dan sedang dilakukan oleh beberapa pengkajian tentang incinerator yang lebih efisien dan ramah lingkungan serta telnologi landfilling dengan sasaran TPA-nya dapat digunakan sebagai tempat daur ulang.
Berbagai teknologi yang dapat diterapkan dalam berbagai pendekatan pengelolaan sampah tersebut di atas menunjukkan bahwa beberapa masalah persampahan tetaplah mengandung sebuah dimensi Iptek.
Namun juga disadari penanganan masalah sampah juga tidak akan sanggup diselesaikan oleh pendekatan teknologi saja di butuhkan beberapa kesadaran masing-masing, sebab pengelolaan sampah hakekatnya adalah aktivitas ke-sistem-an, bukan aktivitas individual semata.
Teknologi hanyalah pendukung satu sub sistem saja yakni aspek secara teknis operasional. Kesuksesan sistem tersebut juga akan sangat bergantung dari sebuah subsistem-subsistem lainnya seperti, hukum, kelembagaan, dan aspek peran serta masyarakat.
Pada akhirnya aspek tersebut mempunyai peran yang begitu penting serta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan persampahan.
Dalam strategi jangka panjang peran aktif masyarakat sebagai kunci utama sebagai tumpuan bagi suksesnya pengelolaan sampah pada kota, dan dalam program jangka panjang setiap rumah tangga disarankan mengelola sendiri sampahnya melalui program 3 R (Reduce, reuse dan recycle).
Baca Juga : Dampak-deforestasi-bagi-ekosistem
Demikian artikel ini di buat semoga bermanfaat bagi kita semua untuk selalu memperhatikan ingkungan sekitar kita.
Gambar: disini