Komponen Abiotik Ekosistem Beserta Penjelasannya - Geograph88

Komponen Abiotik Ekosistem Beserta Penjelasannya

Komponen Abiotik Ekosistem Beserta Penjelasannya
Kamu sudah baca dan tahu kan sebelumnya tentang komponen biotik ekosistem. Kali ini kita lanjut lagi yuk untuk bahas komponen lainnya yaitu abiotik. 

Ekosistem di bumi ini merupakan kombinasi antara komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik meliputi udara, air, mineral, tanah, cahaya, suhu dan gas lainnya.

1. Udara
Udara di atmosfer tersusun atas berbagai macam gas yaitu nitrogen (N2, 78%), oksigen (O2,21%), karbon dioksida (CO2, 0,03%) dan gas lainnya. Jadi, nitrogen merupakan penyusun udara terbesar atmosfer bumi.

a. Nitrogen
Unsur nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk membentuk protein dan persenyawaan lainnya. Hewan, tumbuhan dan manusia tidak mampu memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. 

Ada bakteri yang dapat menangkap nitorgen bebas dari udara seperti bakteri Rhizobium yang hidup bersimbiosis di akar tanaman kacang atau ganggang biru Anabaena yang hidup bersimbiosis dengan Azolla atau tumbuhan air. 

Tumbuhan lainnya memeroleh nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan nitrat seara alami ada yang terbentuk dari nitrogen di udara yang terkena lecutan petir. Jadi secara alamiah tanah memeroleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur. 

Hewan dan manusia mendapatkan nitrogen dari tumbuhan atau hewan lain dalam bentuk persenyawaan protein atau asam amino.

b. Oksigen dan Karbon Dioksida
Oksigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran atau oksidasi untuk mendapatkan energi.

Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan pula dioksida (CO2) dan air (H2O). Baik tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari udara beebas untuk pernapasannya dalam rangka mendapatkan energi.

Karbon dioksida sangat diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis. Secaraalami, fotosintesis berlangsung siang hari. 

Secara buatan, fotosintesis dapat berlangsung malam hari dengan bantuan lampu. Hasil fotosintesis adalah gula dan oksigen. Manusia dan hewan tidak memerlukan karbon dioksida.
Komponen Abiotik Dalam Ekosistem
Mekanisme Fotosintesis, pic: http://www.silvikultur.com
c. Angin dan Kelembaban
Angin berperan dalam penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan biji tumbuhan. Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke tempat lain yang jauh. 

Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan. Baca: Siklus Air. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di  tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup di tempat yang kering.

2. Air
Sekitar 80-90% tubuh mahluk hidup merupakan air. Zat ini digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel dan mencegah sel dari kekeringan. Indonesia terletak di daerah tropis dan diantara dua benua.

Dengan curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun dan suhu yang hangat dengan rata-rata 27 derajat C, Indonesia memiliki biodiversitas flora dan fauna yang tinggi. Semakin rendah curah hujannya, maka semakin rendah pula biodiversitasnya. 

Di Nusa Tenggara Timur yang curah hujannya di bawah 100 cm per tahun banyak terdapat padang rumput dan semak-seamk yang dikenal sebagai savana. 

Di Indonesia bagian barat yang curah hujannya tinggi, banyak dijumpai hutan tropik yang memiliki keanekaragaman hayati yang kompleks.

Di permukaan sebuah batu besar pun dapat dijumpai lumut, tumbuhan paku jika udaranya lembab sedangkan jika kering maka tidak dijumpai tumbuhan. 

 Dua contoh tadi menunjukkan bahwa air berperan dalam menentukan keanekaragaman mahluk hidup. Iklim makro menentukan keadaan ekosistem secara makro pula. 

Iklim mikro, misalnya di sebuah batu menentukan keadaan ekosistem mikro pula. Karena itu di dalam sebuah ekosistem yang besar dapat terdiri dari beberapa sub ekosistem yang menyusunnya.
Komponen Abiotik Dalam Ekosistem
Angin membantu penyerbukan, pic:http://sehatnesia.com/
3. Mineral
Mineral yang dibutuhkan tumbuhan adalah belerang (S), fospat (S), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), natrium (Na) dan klor (Cl). Mineral-mineral tersebut diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut di dalam air tanah. 

Mineral-mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. 

Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-reaksi metabolismenya. 

Selain itu mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dan mengaturfungsi fisiologi tubuh.

4. Cahaya
Cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya matahari tumbuhan tidak dapat hidup dan dampak lainnya adalah tidak akan ada mahluk lain dapat hidup pula karena hanya tumbuhan yang hanya bisa menghasilkan makanan sendiri. 

Itu artinya matahari merupakan sumber utama energi mahluk hidup di bumi. Di dalam gua yang gelap tidak akan dijumpai tumbuhhan dan mahluk hidup lainnya. 

Kalau pun ada maka gua tersebut hanya menjadi sarang nya. Meski di gua terdapat udara, mineral dan air namun ketiadaan sinar matahari membuat tumbuhan tidak bisa hidup di sana.

5. Suhu
Mahluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup pada daerah dengan kisaran suhu 0-40 derajat C. Hanya mahluk hidup tertentu yang dapat hidup di bawah 0 derajat C atau di atas 40 derajat C. 

Hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu di bawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan. Suhu rendah tidak mematikan sebagian mahluk hidup namun menyebabkan mahluk hidup tersebut seolah terhenti kehidupannya. Dikatakan mahluk hidup itu mengalami hibernasi seperti beruang kutub. 

Reptil dan beberapa hewan amfibi di negara subtropik mengalami hibernasi pada musim dingin dan jika suhu mulai meningkat amaka ia akan bangun dari istirahatnya yang panjang lalu hidup seperti biasa. 

Umumnya mahluk hidup tidak tahan terhadap suhu panas di atas 40 derajat C karena suhu demikian dapat membunuh namun beberapa macam ganggang biru dapat tahan hidup sampai suhu 70 derajat C. 

Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa memiliki suhu yang sangat hangat sepanjang tahun dan ini adalah kondisi ideal untuk kehidupan berbagai macam mahluk.

Sebenarnya keanekaragaman itu ditentukan oleh stabil tidaknya kondisi lingkungan. Jika kondisi lingkungan senantiasa berubah maka keanekaragamannya rendah namun sebaliknya jika stabil maka keanekaragaman semakin tinggi.

6. Keasaman (pH)
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahluk hidup. Biasanya mahluk hidup memerlukan lingkungan yang memiliki pH netral. Mahluk hidup tidak dapat hidup di lingkungan yang terlalu masam atau basa. 

Contohnya tanah di Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan daerah lain yang lebih netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena bertipe gambut dengan sirkulasi air yang buruk. 

Tanah bersifat asam sulit diolah menjadi lahan pertanian. Tanah asam dapat dinetralkan dengan bubuk kapur sedangkan tanah basa dapat dinetralkan dengan belerang.
Komponen Abiotik Dalam Ekosistem
Gambut memiliki kadar asam tinggi, pic:http://www.greenpeace.org/
7. Kadar Garam (Salinitas)
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya mematikan tumbuhan itu. 

Di daerah dengan kadar salinitas tinggi maka hanya akan ada beberapa jenis tanaman saja. Contohnya mangrove di pantai tahan dengan lingkungan kadar garam tinggi. 

8. Topografi
Topografi artinya kondisi ketinggian permukaan bumi. Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu serta keadaan tanah di suatu daerah. 

Di daerah dataran tinggi, biodiversitasnya berbeda dengan daerah datar atau pantai. Kalau ke daerah dataran tinggi biasa menjumpai vegetasi seperti pinus, pakis dan lainnya.
close