Dalam sejarah perkembangannya, geografi dipengaruhi oleh dua filosofi
utama yaitu fisis determinisme dan possibilisme. Kedua filosofi ini
dipengaruhi oleh kondisi peradaban pada masa tersebut.
Determinisme
Filosofi determinisme mengacu pada interaksi manusia primitif dengan
kekuatan alam. Filosofi ini adalah yang paling tua dan hidup sampai
dengan Perang Dunia II. Determinisme menganggap bahwa kekuatan alam
sepenuhnya mengendalikan hidup manusia.
Buktinya peradaban-peradaban kuno dunia, budaya, cara hidup dan tingkat
peradaban masyarakat dulu sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik
lingkungan. Menurut determinisme, manusia dianggap sebagai mahluk pasif
sementara alam adalah agen aktif yang mengontrol setiap keputusan
manusia.
Determinisme juga menganggap bahwa kegiatan manusia adalah hasil dari respon terhadap lingkungan fisik.
Peradaban besar kuno dipengaruhi faktor geografis |
Filosofi ini mengatakan bahwa aspek geografi fisik terutama cuaca iklim mempengaruhi pola pikir setiap individu yang akan terwujud dalam perilaku dan budaya masyarakat di tempat ia berada. Contohnya wilayah iklim tropis memicu kemalasan pada manusia karena jeda perubahan musim yang panjang karena hanya dua musim saja.
Sementara di wilayah subtropis yang memiliki frekuensi perubahan musim cepat akan berdampak pada etos kerja yang lebih tinggi karena persiapan menyambut pergantian musim yang cepat. Inti dari filosofi ini adalah sebuah peradaban dimanapun ia berasal akan sangat bergantung pada kondisi cuaca iklim disana dan kondisi fisik itulah yang membangun karakter peradaban tersebut.
Geografi beraliran fisik determinisme berasumsi bahwa peradaban Mesir, Mesopotamia, Lembah Indus hilang dikarenakan perubahan iklim yang masif.