Gunung api seringkali meletus dan mengeluarkan bahan-bahan dari dalam perut bumi.
Kita tentu sering melihat hanya asap dan lava saja yang keluar dari gunung api, namau ada banyak bahan lepas yang dikeluarkan gunung api.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung api dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Bahan-bahan padat atau efflata
Menurut ukuran besarnya, efflata dapat dibagi menjadi:
1. bom, merupakan batu-batu besar
2. lapili, ukuran sebesar kerikil
3. pasir
4. abu atau debu
Menurut asalnya, efflata dibedakan:
1. Efflata allogen, berasal dari batu-batuan sekitar kawah yang, terlempar ketika terjadi letusari.
2. Efflata autogen, berasal dari magma, disebut juga bahan piroklastika efflata yang merupakan hasil kerja eksplosif gunung api.
Erupsi Gunung Api |
b. Bahan-bahan cair
Bahan cair terjadi jika magma bersifat cair, tak terdapat sumbat magma di puncaknya. Bahan cair merupakan hasil kerja efusif dairi gunung api.
Bahan-bahan cair itu dapat dibedakan:
1. lava, magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api
2. lahar panas, merupakan campuran magma dan air, jadi merupakan lumpur panas yang mengalir
3. lahar dingin, terjadi karena efflata porus' di puncak gunung menjadi lumpur pada waktu hujan lebat dan mengalir pada lereng dan lembah-lembah.
c. Bahan-bahan gas atau ekshalasi
Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api, dapat berupa gas belerang (H₂S) yang disebut solfatar.
Daerah ini menghasilkan belerang (sebagai tambang belerang atau sulfur). Sedang sumber gas yang mengeluarkan H₂0 (uap air) disebut fumarol.
Sumber gas yang mengeluarkan C0₂ disebut mofet. Gas C0₂ lebih berat daripada oksigen. Oleh karena itu letaknya di tempat-tempat yang rendah (lembah). Gas C0₂ berbahaya bagi kehidupan.
Contoh: di Dieng terdapat solfatar, fumarol, dan mofet Tanda-tanda gunung api akan meletus
a.temperatur di sekitar kawah naik
b.banyak sumber air menjadi kering
c.sering timbul gempa gunung api
d.binatang banyak yang berpindah
e.sering terdengar suara gemuruh
Tanda-tanda gunung api sudah padam atau pascavulkanik
Ada beberapa tanda atau gejala yang bisa dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api sudah padam atau hampir padam.
Tanda-tanda atau gejala-gejala itu disebut gejala post vulkanisme atau gejala pasca vulkanik.
Gejala post vulkanisme itu antara lain:
a. Ekshalasi, yaitu-yang berupa fumarol (H₂0); solfatar (H₂S) dan mofet (CO₂). Jika di suatu daerah kita temukan gejala seperti itu, berarti daerah gunung api itu sudah padam, atau hampir padam. Contoh: Dieng (Jawa Tengah).
b.Mata air panas air tanah yang terletak di dekat dapur magma, maka akan keluar sebagai air panas. Bisa juga uap air yang berasal dari dapur magma, setelah sampai di atas mengalami kondensasi menjadi air panas. Contoh: Cimelati (Jawa Barat).
c.Mata air makdani; mata air makdani selain panas juga mengandung mineral, antara lain belerang.
Contoh: Maribaya (Jawa Barat), Baturaden, dan Dieng (Jawa Tengah).
d. Mata air panas yang memancar atau geyser; Biasanya air panas. semacam ini tidak memancar terus-menerus, tetapi secara berkala
Contoh: di Islandia (Selandia Baru), dan Yellowstone Park (Amerika Serikat)
c. Bunsen (1846) mengatakan, terjadinya geyser karena gas-gas panas yang asalnya dari magma memanaskan air yang terdapat di dalam bumi.
Namun uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi, tetapi terakumulasi pada suatu tempat.
Uap air yang terakumulasi tekanannya makin kuat, sampai suatu saat bisa memancarkan air di atasnya, dan terjadilah geyser.
Gambar: disini