Perbedaan Evolusi, Akulturasi dan Difusi - Geograph88

Perbedaan Evolusi, Akulturasi dan Difusi

Perbedaan Evolusi, Akulturasi dan Difusi
Saat ini pesatnya teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah wajah peradaban manusia di dunia. 

Dalam hitungan detik kini seseorang sudah bisa mengetahui hal-hal yang berada di luar wilayahnya. 

Salah satu dampak globalisasi adalah munculnya pola-pola baru dalam budaya masyarakat. 

Ada beberapa teori sosial yang bisa diadopsi dalam perubahan budaya masyarakat di era globalisasi saat ini. Berikut penjelasannya.

a.  Evolusi
Evolusi adalah masyarakat bergerak dari satu tahap atau fase ke tahap atau fase lain yang biasanya dalam bentuk yang lebih baik dan lebih sempurna. 

Aliran ini berkembang pertengahan kedua abad ke-19. Tokoh yang paling berpengaruh dalam aliran ini adalah evolusionist Charles Darwin.

Teori tentang seleksi alam memberikan dasar  yang kuat bagi penjelasan evolusi biologis. Ahli Sosiologi  memimpikan masyarakat berkembang secara bertahap dari masyarakat yang penuh kekejaman ke masyarakat yang beradab. 

Evolusi diyakini sebagai respon terhadap seperangkat hukum alam yang menjelaskan setiap tahap dalam organisasi suatu masyarakat. 

Gagasan evolusi dikaitkan dengan gagasan-gagasan progress, perkembangan, dan kemajuan. Setiap tahapan menggambarkan sebuah tahap lebih tinggi daripada tahap sebelumnya, dengan tahap akhir masyarakat yang sempurna.
Globalisasi adalah keniscayaan
b.  Akulturasi
Akulturasi adalah  suatu proses menerima unsur-unsur budaya lain, baik yang bersifat material maupun nonmaterial, sebagai akibat kontak face to face dan berlangsung sangat lama. 

Akulturasi merupakan hasil dari: perang, penjelajahan, agresi militer, atau kolonisasi, serta melalui misionaris atau pertukaran budaya. 

Kelompok politik atau kelompok dengan teknologi lebih rendah lebih banyak mengadopsi atribut kebudayaan dari kelompok yang dominan. 

Akulturasi adalah peminjaman kebudayaan dari kelompok superior oleh kelompok inferior. Akulturasi  terjadi secara sukarela atau secara paksaan. 

Dalam akulturasi sukarela,  para anggota kelompok bersedia menerima pengaruh dari luar dengan sukarela, tanpa memerlukan adanya tindak kekerasan atau paksaan dari pihak pendatang atau kelompok lain.  

Dalam akulturasi paksaan: para anggota kelompok menerma kebudayaan lain melalui paksaan atau tindak kekerasan dari kelompok lain. Akulturasi paksaan dapat menyebar lebih cepat dan lebih luas.

c.  Difusi
Difusi adalah  proses dimana inovasi menyebar dari satu budaya ke budaya lain atau dari sebuah subbudaya ke subbudaya yang lain. Menurut Elliot Smith,  sekitar tahun 3000 SM, Mesir mengalami perkembangan budaya yang sangat besar. 

Di Mesir teknologi pertanian berkembang dengan cepat, geometri ditemukan, pekerjaan dengan logam dan peralatan dikembangkan dan sebuah tatatan politik yang efektif ditemukan. 

Penemuan di Mesir saat itu merupakan sebab perubahan sosial di berbagai belahan dunia, dan penemuan-penemuan itu diadopsi oleh sebagian besar masyarakat. 

Smith membuktikan terdapat persamaan budaya antara orang Mesir pada masa-masa awal dengan suku Inca di Peru, orang India, dan orang Meksiko. 

Teori Smith ini menyediakan alternatif bagi teori evolusi yang memposisikan bahwa perubahan sosial adalah hasil kontak dan difusi di antara masyarakat.
close