Teori Penciptaan Jagat Raya - Geograph88

Teori Penciptaan Jagat Raya

Teori Penciptaan Jagat Raya
Mungkin ketika malam hari yang cerah dan kebetulan anda melihat ke atas langit yang penuh dengan bintang, anda sempat berfikir bagaimana sebetulnya jagad raya itu?.

Seberapa luas jagad raya itu dan siapa yang menciptakannya?. Baca juga: Perbedaan air tanah dalam dan dangkal

Hal tersebutlah yang mendorong manusia sebagai mahluk yang memiliki akal untuk berfikir dan merenungkan bagaimana sebenarnya proses pembentukan jagad raya sebenarnya. 

Kalau dalam salah satu ayat Al Quran ditulis bahwa penciptaan langit dan bumi ini terdiri dari 7 tahapan. Tahapan itulah yang sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.

Baca juga:
Kaitan tekstur tanah dan kesuburan tanah 

Salah satu sudut Jagad raya
Menurut para ahli astronomi jagad raya tersusun atas 73% energi gelap, 23% materi gelap, 3,6% gas dan galaksi, 0,4% bintang, planet dan zat lainnya.

Hingga saat ini misteri tentang jagad raya masih banyak yang belum diketahui bahkan hingga akhir zaman pun mungkin manusia tidak akan mengetahui keseluruhan isi jagad raya yang terdiri dari berbagai macam benda seperti planet, bintang, debu, komet, matahari, dan lainnya. 

Sejak zaman dahulu, dari zaman peradaban kuno hingga sekarang, manusia telah membuat anggapan-anggapan mengenai teori penciptaan jagad raya baik yang dapat diterima akal sehat maupun tidak. Berikut ini beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentuknya jagad raya.

1. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini diperkenalkan oleh Edwin Hubble pada 1929. Menurut hipotesisnya jagad raya ini tidak diam melainkan bergerak menjauhi pusat alam semesta. 

Hubble juga membuat  suatu sistem klasifikasi untuk berbagai galaksi yang berhasil ia diamati, mengaturnya satu-persatu berdasarkan jarak, bentuk, dan tingkat pencahayaannya, dengan memerhatikan menurunnya emisi cahaya galaksi, dia melihat bahwa galaksi-galaksi terebut bergerak saling menjauh dengan perbandingan jarak yang konstan. 

Semakin jauh suatu galaksi, semakin besar pula kecepatannya. Teori ini memperkuat teori Big Bang yang menyatakan bawa alam semesta berasal dari satu titik ledakan yang maha dahsyat.

2.Teori Big Bang
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta berasal dari ledakan satu titik yang amat panas dan padat. Berdasarkan pengukuran tahun 2009 alam semesta lahir sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Teori ini awal mulanya dicetuskan oleh seorang pastur bernama Georges Lemaitre. 

Alam semesta awalnya merupakan satu titik kecil yang dianggap memiliki volume nol kemudian meledak karena tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Setelah ledakan tersebut barulah partikel-partikel penyusun alam semesta terbentuk seperti hidrogen, helium kemudian semakin berkembang membentuk nebula dan akhirnya tercipta bintang dan planet. 

Teori ini hingga kini masih bertahan dan mendapat bukti dari beberapa penelitian seperti jejak radiasi kosmik Big Bang dan pengukuran spektrum cahaya bintang.
Ilustrasi Big Bang
3. Teori Osilasi (keadaan tetap)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh astronom asal Inggris Fred Hoyle (1948). Ia mengatakan bahwa jagad raya ini tidaklah mengembang seperti yang dikatakan teori Big Bang. 

Materi jagad raya berasal dari hidrogen yang kemudian membentuk bintang dan galaksi. Dalam teori ini zat baru selalu tercipta dalam  ruang angkasa dan membentuk galaksi baru. 

Teori ini banyak ditentang oleh berbagai ahli fisika karena bertentangan dengan salah satu hukum fisika yaitu hukum kekekalan zat. Baca juga: Pengertian daerah konvergensi antar tropik

Itulah uraian singkat tentang beberapa teori yang dibuat manusia tentang penciptaan jagad raya. Seiring dengan kemajuan teknologi astronomi, beberapa penelitian mungkin nantinya akan menghasilkan teori yang baru lagi tentang jagad raya ini. Apakah anda tertarik menelitinya?. Silhakan kalau penasaran. Baca juga: Soal ulangan bab konsep geografi

Gambar:disini, disini
close