Bimbingan OSN Kebumian: Memahami Apa itu Volcanic Arc [Busur Kepulauan Api] - Geograph88

Bimbingan OSN Kebumian: Memahami Apa itu Volcanic Arc [Busur Kepulauan Api]

Bimbingan OSN Kebumian: Memahami Apa itu Volcanic Arc [Busur Kepulauan Api]

Busur pulau dan busur gunung berapi pada dasarnya adalah jenis fitur geologi yang sama, kecuali fakta bahwa yang satu berada di daratan dan yang lainnya dikelilingi oleh air.

Lempeng tektonik mendorong terciptanya busur gunung berapi. Lempeng samudra yang lebih padat bertabrakan dengan lempeng benua yang lebih ringan. Kepadatan kerak samudra menariknya ke bawah ke dalam mantel di mana panas yang ekstrem melelehkannya. 

Batuan cair dan cairan (magma) kemudian bergerak ke atas dan sering kali mencapai permukaan dan meletus. Bentuk busur adalah jejak permukaan dari tempat lempeng yang turun meleleh. Bentuknya berupa busur karena bumi berbentuk bulat. Sebagian besar busur gunung api berada di tepi Pasifik, terutama Jepang, Polinesia, dan Aleutians adalah busur pulau.

Ada beberapa jenis pulau vulkanik yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan lokasinya sendiri. Berikut adalah beberapa jenis utamanya:

Pulau-pulau Hotspot Oseanik: Pulau-pulau ini terbentuk di atas titik panas yang tidak bergerak di mantel Bumi, tempat magma naik ke permukaan. Contohnya adalah Kepulauan Hawaii, Kepulauan Galapagos, dan Pulau Paskah. Pulau-pulau ini biasanya dicirikan oleh gunung berapi perisai, yaitu gunung berapi yang luas dan landai yang dibentuk oleh aliran lava yang berurutan. Aspek unik dari pulau-pulau hotspot adalah pembentukannya di tengah-tengah lempeng tektonik, bukan di batas lempeng.

Pulau-pulau Zona Subduksi: Pulau-pulau ini terbentuk sebagai hasil dari aktivitas vulkanik di batas lempeng konvergen, di mana satu lempeng tektonik disubduksi di bawah lempeng lainnya. Lempeng yang tersubduksi meleleh dan menghasilkan magma, yang naik membentuk busur gunung berapi. Contoh pulau-pulau di zona subduksi adalah Kepulauan Aleutian di Alaska dan Kepulauan Filipina. Pulau-pulau ini sering kali memiliki gunung berapi strato, yang merupakan kerucut dengan sisi yang curam yang terdiri dari lapisan lava dan abu yang berganti-ganti.

Kepulauan Zona Celah: Pulau-pulau ini terbentuk di sepanjang batas lempeng yang berbeda di mana kerak bumi ditarik terpisah. Magma naik untuk mengisi celah tersebut, menciptakan aktivitas vulkanik. Contoh pulau zona keretakan yang paling terkenal adalah Islandia, yang terletak di Samudra Atlantik Utara. Pulau-pulau zona keretakan sering kali menunjukkan kombinasi gunung berapi perisai dan letusan celah, di mana lava meletus dari retakan memanjang di permukaan bumi.

Pulau Gunung Api di laut

Kepulauan Kaldera: Pulau-pulau ini terbentuk ketika letusan gunung berapi besar mengosongkan dapur magma di bawah gunung berapi, menyebabkan tanah di atasnya runtuh dan membentuk kaldera. Seiring waktu, kaldera dapat terisi air, membentuk danau kawah gunung berapi. Contoh pulau kaldera termasuk Santorini di Yunani dan Crater Lake di Amerika Serikat. Pulau-pulau ini sering dicirikan oleh struktur kaldera berbentuk tapal kuda atau melingkar yang khas.

Pulau-pulau Atol: Atol adalah struktur terumbu karang berbentuk cincin yang terbentuk di sekitar sisa-sisa pulau vulkanik purba yang tenggelam. Saat pulau vulkanik surut atau terkikis, terumbu karang terus tumbuh di tepiannya, yang akhirnya melingkupi laguna di tengahnya. Maladewa dan Kepulauan Marshall adalah contoh pulau atol. Pulau-pulau atol sangat unik karena terbentuk dari kombinasi proses vulkanik dan pembentukan terumbu karang.

Penting untuk dicatat bahwa lokasi pulau-pulau vulkanik ini dapat sangat bervariasi di seluruh samudra di dunia, dan dipengaruhi oleh batas lempeng tektonik yang mendasari dan proses geologi yang spesifik untuk setiap jenisnya.

close