Bagi siswa semester 2 SMA, tentunya pasti akan belajar materi bagaimana menghitung lokasi episentrum gempa.
Episentrum gempa merupakan titik gempa di atas permukaan bumi.Untuk mengetahui letak suatu episentrum ketika gempa terjadi, maka rumus yang digunakan adalah rumus LASKA.
Episentrum gempa dapat di cak minimal jika terdapat 3 data stasiun pencatat gempa. Dasar perhitungannya adalah selisih waktu gelombang sekunder dengan gelombang primer. Baca juga: Negara-negara yang berlokasi di garis ekuator
Titik episentrum gempa bumi |
Delta = jarak episentral dari
stasiun pengamat dalam satuan kilometer
S-P =
selisih waktu pencatatan antara gelombang sekunder dan gelombang primer
(dalam menit)
1’
= 1 menit
Contoh kasus:
Berdasarkan tiga buah stasiun
pengamatan (A, B dan C) tercatat getaran gempa sebagai berikut:
Stasiun A
Gelombang P pertama tercatat pukul
2: 28.25
Gelombang S pertama tercatat pukul
2: 30.40
Stasiun B
Gelombang P pertama tercatat pukul
2: 30.15
Gelombang S pertama tercatat pukul
2: 33.45
Stasiun C
Gelombang P pertama tercatat pukul
2: 32.15
Gelombang S pertama tercatat pukul
2: 36.15
Untuk menentukan jarak episentral
masing-masing stasiun:
Delta A
((2. 30’ 40’’ – 2. 28’ 25’’) – 1’) X
1.000 km
= (2’ 15’’ – 1’) X 1.000 km
= 1’ 15’’ X 1.000 km (karena 1’ =
60’’ maka (1 X 1.000) + (15/60 X 1.000))
= 1.250 km
Artinya jarak episentrum gempa yang
tercatat dari stasiun A berjarak 1.250 km.
Delta B
= (( 2. 33’ 45’’ – 2. 30’ 15’’) –
1’) X 1.000 km
= (3’ 30’’ – 1’) X 1.000 km
=2’ 30’’ X 1.000 km
(2 X 1.000) + (30/60 X 1.000)
= 2.500 km
Artinya jarak episentrum gempa yang
tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km
Delta C
= ((2. 36’ 15’’ – 2. 32’ 15’’) – 1’)
X 1.000 km
= (4’ – 1’) X 1.000 km
= 3’ X 1.000 km
= 3.000 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang
tercatat dari stasiun C berjarak 3.000 km