Padi
merupakan salah satu vegetasi dominan di Indonesia karena Indonesia
berada di daerah cincin api Pasifik dan beriklim tropis.
Kombinasi
tersebut menyebabkan tanah di Indonesia relatif subur dan cocok untuk
pertumbuhan padi.
Kali ini saya akan
coba menjelaskan tentang jenis-jenis penyakit yang biasa muncul pada
tanaman padi.
Tentu penyakit tanaman ini sangat mengganggu dan menurukan produktivitas hasil tani sehingga petani bisa merugi.
Dari sekitar 70 jenis penyakit tanaman padi, hingga kini
hanya beberapa saja yang dinilai penting di Indonesia diantaranya
penyakit bakteri hawar daun, Xanthomonas campestris pv, pryzae, penyakit busuk pelepah, Rhizocationia oryzae, penyakit hawar daun, Pyricularia oryzae, penyakit virusTungro, yang vektornya adalah wereng hijau, Nephotettix virescens, penyakit virus kerdil hampa dan kerdil rumput, keduanya ditularkan oleh wereng cokelat Nilaparvata lugens.
Padi terkena penyakit |
a. Penyakit bakteri hawar daun Xanthomonas campestris pv. oryzae ditanggulangi dengan jalan menurunkan r (laju infeksi) yaitu menanam varietas yang berdaya tahan vertikal ialah IR-20.
b. Penyakit Busuk Pelepah Rhizoctonia oryzae. ditanggulangi
dengan jalan mengurangi Xo ialah sanitasi, membakar sisa-sisa jerami
atau segera menggarap sawah setelah panen. Dengan mengurangi r menanam
kultivar tipe indica lebih tahan dibandingkan dengan kultivar tipe japonica. Kultivar
DA-2 yang berdaya tahan sedang, menghasilkan sklerotia dalam jumlah
yang jauh lebih sedikit daripada kultivar Dawn yang rentan.
c. Penyakit hawar daun Pycularia oryzae ditangggulangi
dengan jalan mengatur t yaitu menentukan waktu tanam yang tepat
misalnya mengatur masa tanam sedemikian rupa hingga masa keluar malai
(heading) terhindar dari saat adanya banyak embun.
d.
Virus Tungro. Tungro artinya pertumbuhan yang mengalami degenerasi.
Dulu di Indonesia di kenal sebagai penyakit Mentek, di Malaysia dikenal
sebagai penyakit merah, ditanggulangi dengan jalan memanipulasi Xo dan
t.
1. Menurunkan
Xo dilakukan dengan cara sanitasi yaitu segera menggarap sawah setelah
panen agar sisa tanaman dan singgang tidak sempat menjadi sumber infeksi
untuk pertanaman berikutnya.
2. Menyemaikan bibit setelah semua sawah telah selesai digarap untuk menghindari bibit padi terinfeksi virus.
3. Bibit
yang baru dipindahkan ke pertanaman dilakukan roughing yaitu mencabut
atau memisahkan tunas yang memerlihatkan gejala sakit untuk
dibenamkan.Usaha ini dilakukan sedini mungkin dan sampai beberapa kali
dalam seminggu sampai tanaman berumur satu bulan.
4. Memanipulasi
t dengan cara melaksanakan pola tanam serentak yang harus meliputi
areal yang seluas-luasnya. Hal ini mengharuskan penggarapan sawah secara
bersamaan hingga tidak ada petak-petak yang tinggal kotor yang penuh
dengan sisa tanaman sakit.
5. Menurunkan lajun infeksi r dengan jalan merotasikan antara kelompok varietas tahan yang dasar gen tahannyab berbeda.
e. Virus kerdil rumput dan kerdil hampa
Karena
sejak tahun 1987 eksplosi wereng cokelat yang juga sebagai vektor kedua
virus tersebut sudah dapat diatasi dengan menerapkan konsep PHT, maka
kedua penyakit virus tersebut dengan sendiri akan menghilang.