Fenomena Tektonisme, Epirogenesa, Orogenesa - Geograph88

Fenomena Tektonisme, Epirogenesa, Orogenesa

Fenomena Tektonisme, Epirogenesa, Orogenesa
Salah satu jenis tenaga endogen adalah tektonisme. Tektonisme adalah gejala yang berkaitan dengan pergerakan lempeng tektonik bumi. Tektonisme menyebabkan perubahan letak (dislokasi) dan bentuk (deformasi) kulit bumi. Gerakan lempeng tektonik ini disebabkan oleh arus konveksi yang berasal dari magma yang berada di dalam perut bumi. Kegiatan tektonisme meliputi epirogenesa, orogenesa dan diastropisme.

a. Epirogenesa 
Epirogenesa adalah  proses pegerakan lapisan kulit bumi dengan kecepatan lambat dan berdampak pada perubahan benua. Epirogenesa terbagi dua yaitu epirogenesa positif dan epirogenesa negatif. Epirogenesa positif adalah proses penurunan daratan sedangkan epirogenesa negatif adalah proses penaikan sebuah daratan. Contoh dari epirogenesa positif adalah turunnya dasar Laut Banda yang mengakibatkan dasar Laut Banda semakin dalam sedangkan contoh dari epirogenesa negatif adalah naiknya pantai barat Nias setinggi 3 meter dan Mentawai  karena gempa tektonik.
b. Orogenesa 
Orogensa adalah proses struktur pegunungan yang terjadi dalam waktu yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Gaya yang membentuk kenampakan-kenampakan di permukaan bumi tersebut berasal dari tenaga tektonik yang berkaitan dengan gerakan lempeng tektonik. Orogensa menghasilkan struktur folded (lipatan), fault (patahan), dan joint (rekahan). Lipatan pegunungan (folded mountain) terbentuk karena tekanan dari dalam bumi sehingga struktur yang berada di atas permukaan bumi berubah.

Puncak dari sebuah lipatan pegunungan dinamakan antiklin sedangkan lembah dari lipatan tersebut dinamakan sinklin. Lipatan-lipatan pegunungan memiliki variasi bentuk dikarenakan kekuatan gaya tekan dan jenis lapisan batuan di berbagai tempat berbeda-beda. Tumbukan antar lempeng benua secara mendatar membentuk struktur-struktur lipatan pegunungan non vulkanik.
Sifat lempeng benua yang kuat menyebabkan ketika saling bertumbukan tidak ada lempeng yang menunjam ke bawah seperti pada zona subduksi (lempeng samudera masuk ke bawah lempeng benua).  Jenis-jenis lipatan pegunungan antara lain lipatan tegak (symetrical folds), lipatan miring (asymetrical folds) dan lipatan menggantung (overturned folds) dan lipatan rebah (recumbent folds).

Fault atau patahan merupakan fenomena suatu bentuk rekahan pada lapisan permukaan bumi karena terjadinya pergeseran lapisan batuan. Patahan sering berkorelasi dengan lipatan pegunungan. Pergeseran lapisan batuan memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok lainnya, bisa relatif turun, relatif naik atau bergerak relatif mendatar satu sama lain.

Untuk memahami pola gerakan suatu patahan maka terdapat dua terminologi yaitu Foot Wall dan Hanging Wall. Foot Wall adalah blok patahan yang posisinya berada di bawah garis patahan sedangkan Hanging Wall adalah blok patahan yang posisinya berada di atas garis patahan. Patahan terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

1. Normal Fault (Sesar Turun)

Merupakan patahan yang memunginkan satu blok Hanging Wall bergerak dengan arah relatif turun terhadap blok Foot Wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat. Dalam sesar normal sering dijumpai blok bidang-bidang sesar yang berpasangan dengan bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus tersebut blok yang turun dinamkan graben sedangkan blok yang terangkat dinamakan horst.

2. Reverse Fault (Sesar Naik)
Merupakan patahan dengan arah Hanging Wall yang relatif naik terhadap Foot Wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.

3. Strike Fault (Sesar Datar)
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal.
Struktur fault atau patahan memiliki banyak manfaat jika dilihat dari segi ekonomi terutama. Beberapa manfaat diantaranya untuk melihat pola sedimen mineral batu bara. Dengan melihat lapisan batubara yang muncul karena pergeseran patahan, maka pola keterdapatan lapisan batubara akan bisa diprediksi dan memudahkan proses penambangan.

Manfaat besar lainnya yaitu struktur patahan merupakan salah satu lokasi keterdapatan cebakan minyak. Karena tertutup patahan, minyak bumi tidak bisa mengalir ke daerah yang lebih rendah. Cebakan minyak bumi tidak seperti kolam yang penuh minyak, akan tetapi suatu tubuh batuan yang pori-porinya dipenuhi oleh minyak. Cebakan pada daerah seperti struktur fault dinamakan Cebakan Struktural. Untuk mengetahui cebakan minyak dapat dilakukan dengan melakukan eksplorasi gelombang seismik.

Cebakan-cebakan minyak struktural ini paling banyak terdapat di wilayah Timur Tengah. Itulah mengapa negara Arab kaya akan cadangan minyak karena pengaruh desakan lempeng Afrika dengan lempeng Eurasia menghasilkan banyak patahan yang menghasilkan cebakan minyak.
close