Tipe Klasifikasi Tanah Gambut - Geograph88

Tipe Klasifikasi Tanah Gambut

Tipe Klasifikasi Tanah Gambut
Pada postingan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai genesa tanah gambut. Kali ini saya akan coba berikan tentang klasifikasi dari tanah gambut itu sendiri. 

Jadi Gambut terdiri dari berbagai macam jenis jika dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya: tingkat kematangan, kedalaman, kesuburan dan posisi terbentuknya. 

Perbedaan karakteristik gambut akan berakibat pada pola tata guna lahan gambut itu sendiri. Baca juga: Fenomena intrusi magma dike vertikal

Menurut tingkat kematangannya, gambut dibagi menjadi:
  • Gambut saprik (matang), yaitu gambut yang sudah melapuk dan bahan asalnya sudah tidak bisa dikenali. Berwarna cokelat tua hingga hitam dan bila diremas oleh tangan kandungan seratnya < 15%.
  • Gambut hemik (setengah matang), yaitu gambut setengah lapuk dan sebagian bahan induknya masih bisa dikenali. Berwarna cokelat dan bila diremas bahan seratnya di kisaran 15-75%.
  • Gambut fibrik (mentah), yaitu gambut yang belum melapuk dan bahan induknya bisa dikenali dengan mudah. Berwarna cokelat dan bila diremas bahan seratnya > 75%.
Menurut tingkat kesuburannya, gambut dibagi menjadi:
  • Gambut eutrofik, yaitu gambut yang subur dan kaya akan bahan mineral, basa dan unsur hara lainnya. Gambut tipe ini biasanya memiliki lapisan yang tipis dan dipengaruhi oleh sedimen sungai atau laut.
  • Gambut mesotrofik, yaitu gambut agak subur dan dicirikan dengan kandungan mineral basa yang sedang.
  • Gambut oligotrofik, yaitu gambut yang tidak subur karena miskin mineral dan hara. Gambut jenis ini bisanya jauh dari pengaruh lumpur sungai dan laut.
Menurut lingkungan pembentukannya, gambut dibagi menjadi:
  • Gambut ombrogen, yaitu gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh air hujan.
  • Gambut topogen, yaitu gambut yang terbentuk  di lingkungan air pasang sungai/laut. Dengan demikian gambut topogen lebih subur dibandingkan gambut ombrogen.
Menurut kedalamannya, gambut dibagi menjadi:
  • gambut dangkal (50 -100 cm)
  • gambut sedang (100 - 200 cm)
  • gambut dalam (200 - 300 cm)
  • gambut sangat dalam (> 300 cm)
Menurut lokasinya, gambut dibagi menjadi:
  • gambut pantai, yaitu terbentuk dekat pantai dan dipengaruhi pasang laut.
  • gambut pedalaman, yaitu gambut yang hanya dipengaruhi oleh air hujan karena jauh dari laut.
  • gambut transisi, yaitu gambut yang terbentuk diantara kedua wilayah tersebut.
Gambut mentah (atas), Gambut setengah matang (bawah)
Menurut berbagai penelitian, gambut di Indonesia sebagian besar termasuk kategori mesotrofik dan oligotrofik. 

Gambut eutrofik di Indonesia sangat sedikit dan paling banyak tersebar di daerah pantai dan aliran sungai. Secara umum gambut di Sumatera lebih subur dibandingkan gambut di Kalimantan. 

Di Pulau Jawa, gambut tersisa salah satunya di daerah Lakbok Ciamis dan merupakan salah satu laboratorium gambut di Jawa. Gambut di Lakbok sekarang banyak dialihfungsi menjadi lahan pertanian. Baca juga: Profil vertikal air tanah
Gambut di Lakbok Ciamis
Sumber:
disini
Fahmuddin Agus dan I. G Made Subiska
Balai Penelitian Tanah Bogor
close