Kamu
tentu pernah lihat bukit Maribaya bukan di Lembang?. Itul lho bukit
yang ada hamparan pinus alias hutan konifer di yang cantik.
Lalu apa kaitannya dengan postingan kali ini?. Ternyata di Majalengka ada kembaran Maribaya juga lho tepatnya di Cunung Ciwaru, Desa Bantaragung. Kali ini saya akan coba ulas sedikit tentang cerita saya dan keluarga mendaki Gunung Ciwaru.
Gunung Ciwaru adalah sebuah bukit yang berada di kaki Ciremai dan kini disulap menjadi salah satu lokasi geowisata.
Dari puskot Majalengka tidak terlalu jauh hanya jalannya saja yang sempit. Libur tengah semester kemarin kami mencoba menjajal lokasi ini. Kami berangkat pagi hari dari rumah menuju arah Rajagaluh dengan motor tentunya.
Cuaca saat itu cerah dan tidak terlalu panas. Selepas Rajagaluh kami belok kanan menuju arah Kecamatan Sindangwangi, atau arah ke Curug Cipeuteuy.
Jalanan mulai menyempit dan menanjak namun masih dalam kondisi baik. Sepanjang perjalanan banyak pohon rambutan dan durian yang sangat menggugah selera.
Beberapa km kemudian kami sudah masuk Desa Bantaragung yang asri. Hamparan terasering pesawahan sangat indah dan seolah berada tersembunyi dari Kota Majalengka. Dengan latar Ciremai yang menjulang, desa ini sangatlah unik.
Selepas kecamatan, jalanan mulai berlubang dan harus berhati-hati. Masuk Bantaragung ada percabangan yaitu ke kiri ke Curug Cipeuteuy dan ke kanan ke Ciwaru, kita ambil yang kanan.
Dari sini hamparan terasering pesawahan di kiri kanan jalan sangat indah. Pokonya yang sudah pusing diam di kota harus coba ke Bantaragung, nanti di postingan lain akan saya bahas tentang desa ini.
Sekitar 500 m dari percabangan tadi kami lalu belok ke kiri dan jalanan langsung menanjak sampai pemukiman penduduk.
Dari sini jalanan mulai sangat sempit karena melewati pemukiman, kalau kamu bingung tanya saja orang desa. Suasana desa sangat rimbun pepohonan. Lalu sampailah di gerbang masuk Gunung Ciwaru.
Wisata ini dikelola oleh pemuda desa setempat. Karcis masuk 10.000 tiap orang, cukup murah. Motor diparkir di bawah di halaman warga guys dan ke puncak bukit harus jalan kaki.
Kami naik ke bukit dengan menyusuri jalan setapak yang dibangun warga. DI kiri kanan sudah banyak warung-warung penduduk yang menjajakan makanan minuman. Sekitar 200 m dari parkiran, sampailah kami di puncak Gunung Ciwaru.
Lokasinya sangat bersih dan fasilitasnya cukup lengkap mulai dari warung, WC dan Mushola. Di puncak Gunung Ciwaru ada beberapa spot foto selfie tentunya mulai dari saung di tebing, sarang burung dan yang paling hits adalah gardu pohon.
Jika kamu kamu foto di spot-spot tersebut pakai kamera sendiri dipatok harga 2.000 rupiah aja guys.
Tapi kalau kamu mau cari jasa foto tentang aja ada muda-mudi sana yang siap menwarkan jasa foto. Sekali foto 5000 atau 10.000 kalau gak salah (lupa lagi). Dari sini pemandangan Gunugn Ciremai terlihat jelas dengan hamparan hutan pinus konifer di kaki lereng gunung. Gak beda jauh dengan Maribaya pokoknya.
Kalau kamu mau ke Gunung Ciwaru, harus cuaca cerah alias di pagi hari dan jangan saat hujan deras apalagi petir. Lebih pagi lebih baik karena karena kalau sudah siang akan ramai pengunjung.
Itulah cerita kami mendaki Gunung Ciwaru. Gambar-gambarnya cek di bawah blog ini. Jangan lupa share artikel ini ya dan follow blog dan instagram tripmajalengka, blognya urang Majalengka.
Lalu apa kaitannya dengan postingan kali ini?. Ternyata di Majalengka ada kembaran Maribaya juga lho tepatnya di Cunung Ciwaru, Desa Bantaragung. Kali ini saya akan coba ulas sedikit tentang cerita saya dan keluarga mendaki Gunung Ciwaru.
Gunung Ciwaru adalah sebuah bukit yang berada di kaki Ciremai dan kini disulap menjadi salah satu lokasi geowisata.
Dari puskot Majalengka tidak terlalu jauh hanya jalannya saja yang sempit. Libur tengah semester kemarin kami mencoba menjajal lokasi ini. Kami berangkat pagi hari dari rumah menuju arah Rajagaluh dengan motor tentunya.
Cuaca saat itu cerah dan tidak terlalu panas. Selepas Rajagaluh kami belok kanan menuju arah Kecamatan Sindangwangi, atau arah ke Curug Cipeuteuy.
Jalanan mulai menyempit dan menanjak namun masih dalam kondisi baik. Sepanjang perjalanan banyak pohon rambutan dan durian yang sangat menggugah selera.
Beberapa km kemudian kami sudah masuk Desa Bantaragung yang asri. Hamparan terasering pesawahan sangat indah dan seolah berada tersembunyi dari Kota Majalengka. Dengan latar Ciremai yang menjulang, desa ini sangatlah unik.
Selepas kecamatan, jalanan mulai berlubang dan harus berhati-hati. Masuk Bantaragung ada percabangan yaitu ke kiri ke Curug Cipeuteuy dan ke kanan ke Ciwaru, kita ambil yang kanan.
Dari sini hamparan terasering pesawahan di kiri kanan jalan sangat indah. Pokonya yang sudah pusing diam di kota harus coba ke Bantaragung, nanti di postingan lain akan saya bahas tentang desa ini.
Sekitar 500 m dari percabangan tadi kami lalu belok ke kiri dan jalanan langsung menanjak sampai pemukiman penduduk.
Dari sini jalanan mulai sangat sempit karena melewati pemukiman, kalau kamu bingung tanya saja orang desa. Suasana desa sangat rimbun pepohonan. Lalu sampailah di gerbang masuk Gunung Ciwaru.
Wisata ini dikelola oleh pemuda desa setempat. Karcis masuk 10.000 tiap orang, cukup murah. Motor diparkir di bawah di halaman warga guys dan ke puncak bukit harus jalan kaki.
Kami naik ke bukit dengan menyusuri jalan setapak yang dibangun warga. DI kiri kanan sudah banyak warung-warung penduduk yang menjajakan makanan minuman. Sekitar 200 m dari parkiran, sampailah kami di puncak Gunung Ciwaru.
Lokasinya sangat bersih dan fasilitasnya cukup lengkap mulai dari warung, WC dan Mushola. Di puncak Gunung Ciwaru ada beberapa spot foto selfie tentunya mulai dari saung di tebing, sarang burung dan yang paling hits adalah gardu pohon.
Jika kamu kamu foto di spot-spot tersebut pakai kamera sendiri dipatok harga 2.000 rupiah aja guys.
Tapi kalau kamu mau cari jasa foto tentang aja ada muda-mudi sana yang siap menwarkan jasa foto. Sekali foto 5000 atau 10.000 kalau gak salah (lupa lagi). Dari sini pemandangan Gunugn Ciremai terlihat jelas dengan hamparan hutan pinus konifer di kaki lereng gunung. Gak beda jauh dengan Maribaya pokoknya.
Kalau kamu mau ke Gunung Ciwaru, harus cuaca cerah alias di pagi hari dan jangan saat hujan deras apalagi petir. Lebih pagi lebih baik karena karena kalau sudah siang akan ramai pengunjung.
Itulah cerita kami mendaki Gunung Ciwaru. Gambar-gambarnya cek di bawah blog ini. Jangan lupa share artikel ini ya dan follow blog dan instagram tripmajalengka, blognya urang Majalengka.
Puncak Bukit Ciwaru Majalengka |
Naik tangga setapak |
Pemandangan hutan pinus di Ciwaru |
Jalan menuju Gunugn Ciwaru |
Parkir motor di Ciwaru |