Tata Surya adalah suatu sistem planet dengan matahari sebagai bintang dan 9 planet yang mengitarinya.
Dari sembilan planet di tata surya, hanya Bumi yang memiliki kehidupa kompleks. Para astronom masih belum tahu pasti bagaimana tata surya terbentuk.
Namun beberapa ahli sudah mencoba membuat teori berdasarkan hasil observasi dan imajinasi mereka.
Sebelum tata surya terbentuk, alam semesta bermula dari Big Bang atau ledakan satu titik tunggal bervolume nol di salah satu sudut ruang jagat raya. Berikut ringkasan teori terbentuknya tata surya
a. Hipotesis Kabut
Immanuel Kant (1724–1804), Bumi, dan planet lain awalnya merupakan satu kesatuan yang berupa gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian inti kabut menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet dan satelit-satelit.
b. Hipotesis Planetesimal
Thomas C. Chamberlin, seorang ahli geologi Dalam teori ini dikatakan awal pembentukan planet mirip kabut pijar, karena di dalam kabut itu terdapat material padat yang berhamburan yang disebut planetesimal berhamburan di angkasa sekitar matahari membentuk planet-planet kecil yang beredar pada orbit masing-masing.
c. Hipotesis Pasang Surut Gas
Pasang tersebut berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu tersebut bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil partikel yang melayang-layang.
Karena perbedaan besar kecilnya butir partikel sehingga massa butir yang lebih besar menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses tersebut membentuk gumpalan yang semakin besar sebesar planet-planet. Teori ini dikemukakan James-Jeffrey
e. Hipotesis Kuiper
Hipotesis ini dikemukakan oleh astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905–1973). Ia mengatakan bahwa semesta terdiri atas formasi bintang-bintang, di mana dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antar bintang dari gas hidden.
Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal yaitu matahari.
Kemudian kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar yang menyebabkan awan yang lebih kecil menjadi awan yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet.
Kata kunci untuk memahami perbedaan teori terbentuknya tata surya
Nebula = kabut berputar membentuk cakram
Planetesimal = dua bintang berpapasan dan partikel berhamburan lalu memadat
Pasang surut = pasang surut hasil gaya tarik dua bintang berpapasan membentuk cerutu
Kuiper = awan debu mengalami gaya tarik dan membentuk protoplanet
Dari sembilan planet di tata surya, hanya Bumi yang memiliki kehidupa kompleks. Para astronom masih belum tahu pasti bagaimana tata surya terbentuk.
Namun beberapa ahli sudah mencoba membuat teori berdasarkan hasil observasi dan imajinasi mereka.
Sebelum tata surya terbentuk, alam semesta bermula dari Big Bang atau ledakan satu titik tunggal bervolume nol di salah satu sudut ruang jagat raya. Berikut ringkasan teori terbentuknya tata surya
a. Hipotesis Kabut
Immanuel Kant (1724–1804), Bumi, dan planet lain awalnya merupakan satu kesatuan yang berupa gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian inti kabut menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet dan satelit-satelit.
b. Hipotesis Planetesimal
Thomas C. Chamberlin, seorang ahli geologi Dalam teori ini dikatakan awal pembentukan planet mirip kabut pijar, karena di dalam kabut itu terdapat material padat yang berhamburan yang disebut planetesimal berhamburan di angkasa sekitar matahari membentuk planet-planet kecil yang beredar pada orbit masing-masing.
c. Hipotesis Pasang Surut Gas
Pasang tersebut berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu tersebut bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil partikel yang melayang-layang.
Karena perbedaan besar kecilnya butir partikel sehingga massa butir yang lebih besar menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses tersebut membentuk gumpalan yang semakin besar sebesar planet-planet. Teori ini dikemukakan James-Jeffrey
e. Hipotesis Kuiper
Hipotesis ini dikemukakan oleh astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905–1973). Ia mengatakan bahwa semesta terdiri atas formasi bintang-bintang, di mana dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antar bintang dari gas hidden.
Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal yaitu matahari.
Kemudian kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar yang menyebabkan awan yang lebih kecil menjadi awan yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet.
Kata kunci untuk memahami perbedaan teori terbentuknya tata surya
Nebula = kabut berputar membentuk cakram
Planetesimal = dua bintang berpapasan dan partikel berhamburan lalu memadat
Pasang surut = pasang surut hasil gaya tarik dua bintang berpapasan membentuk cerutu
Kuiper = awan debu mengalami gaya tarik dan membentuk protoplanet