Contoh, Deskripsi Ciri-Ciri Batuan Beku - Geograph88

Contoh, Deskripsi Ciri-Ciri Batuan Beku

Contoh, Deskripsi Ciri-Ciri Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena pendinginan magma. Batuan beku terdiri dari batuan beku intrusif dan ekstrusif.

Batuan beku intrusif mengalami pembekuan di dalam bumi sementara batuan beku ekstrusif mengalami pembekuan di luat permukaan bumi.

Untuk memahami macam-macam batuan beku akan lebih mudah jika sudah mengenal berbagai macam sifat mineral. Di bawah ini deskripsi beberapa batuan beku yang banyak ditemukan di permukaan bumi.
Deskripsi batuan beku
1. Granit; merupakan batuan plutonik dengan struktur holokristalin dan tekstur dengan butiran sedang (medium grained).

Komposisi batuan granit terdiri dari kwarsa berwarna putih atau kelabu, ortoklas berwarna merah muda, putih atau abu-abu, plagioklas dalam jumlah yang sedikit, biotit, hornblende dan kadang-kadang terdapat piroksin (augit).

Mineral-mineral aksesor yang hampir selalu menyertai antara lain apatit, magnetit, dan zircon. Kadang-kadang batuan granit ada yang berbutir kasar (coarse grained), misalnya pegmatit.

Pegmatit berasal dari batuan granit yang mempunyai komposisi mineralogi lebih asam, dan mengandung mineral-mineral mika dalam bentuk besar-besar, tetapi yang utama mengandung feldspar dan kwarsa.

2. Rhyolit, batuan ini merupakan batuan beku luar dengan komposisi mineral sama dengan batuan granit. Teksturnya yaitu porfir, mineralnya berbutir halus (fine grained). Rhyolit biasanya berwana terang seperti granit.

3. Syenit; merupakan batuan plutonik, komposisi mineralnya sama dengan batuan granit, tetapi tidak mengandung kwarsa atau hanya sedikit saja.

Warnanya lebih tua daripada batuan granit dan jarang ditemukan di permukaan bumi. Batuan effusifnya dinamakan trachyt atau profit syenit.

Pada batuan ini terdapat fenokrist-fenokrist berukuran besar yang berasal dari mineral sanidin dan ditemukan mineral aksesor, yaitu apatit, zircon dan titanit.

4. Diorit; merupakan batuan plutonik dengan struktur holokristalin dengan tekstur coarse grained (butir kasar).

Komposisi mineralnya terdiri dari plagioklas, hornblende dan sedikit mengandung kwarsa serta ortoklas. Warna diorite lebih tua dari pada batuan granit yaitu hijau cerah atau hijau ke-abu-abuan.

5. Andesite; merupakanbatuan beku luar dengan komposisi mineral hampir sama dengan diorit, yaitu plagioklas, hornblende dan sedikit augit atau piroksin. Batuan andesit biasanya berwarna kelabu, strukturnya porfir, teksturnya fine grained.

6. Gabro; merupakan bantuan plutonik, berstruktur holokristalin dan teksturnya berbutir kasar (coarse grained). Batuan ini memiliki komposisi mineral yang didominasi oleh piroksin.

Kandungan mineral yang lain adalah olivine, hornblende, dan plagioklas, gabro berwarna hitam, kadang-kadang hijau.

7. Basalt; merupakan batuan beku luar, komposisi kimianya hampir sama dengan gabro, strukturnya mikrokristalin, teksturnya fine grained (ground mass).

Pada batuan ini biasanya terdapat massa seperti kaca yang tidak mengkristal berdampingan dengan kristal-kristal kecil augit, plagioklas, olivine.

Fanokrist yang kecil yang bercahaya dari augit dan olivine tersebar dan menghiasi warna gelap massa basalt, sehingga batuan basalt terlihat berwarna hitam arang atau kelabu gelap. Batuan basalt merupakan batuan utama diantara batuan beku luar yang banyak dijumpai di permukaan bumi.

8. Obsidian; merupakan batuan beku luar yang berstruktur gelas (volcanic glass). Obsidian terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat cepat, sehingga kristalisasi mineral tidak terjadi.

Massanya homogen dan komposisi kimianya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Obsidian berwarna gelap yang sering dijumpai berasal dari pendinginan lava asam.

9. Pumice (batuapung) ; merupakan batuan yang berasal dari jenis obsidian, karena gas-gas yang terdapat dalamnya keluar terlebih dahulu sebelum membeku. Akibatnya pumice mempunyai pori-pori, ringan, dan porous sehingga mengapung dalam air.

10. Piroklastik (pyroclastic rock), batuan ini proses pembentukannya semata-mata tergantung pada letusan gunung berapi. Batuan tersebut terdiri dari abu vulkanik, pasir, kerikil, batu kecil dan batu besar (volcanic ash, sand, cinder, lapili, bomb).

Debu dan pasir yang mengeras dan membentuk batuan padat, keras dan terdiri dari fragmen-fragmen besar dinamakan volcanic tuff (tuff vulkanik), sedangkan debu, pasir dan kerikil yang membentuk fragmen-fragmen bersudut tajam untuk membentuk suatu lapisan batuan dinamakan volcanic breccias (breksi vulkanis).

Sumber: Modul PPG Geografi
close