Apakah kalian tahun tentang fenomena Topan Haiyan yang melanda Filipina di penghujung tahun 2013?.
Topan Haiyan merupakan salah satu jenis angin siklon tropis yang terjadi di atmosfer.
Mengapa di Indonesia tidak pernah terjadi badai siklon besar seperti itu?
Angin merupakan fenomena bergeraknya udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Suhu atmosfer bumi senantiasa mengalami kenaikan akibat pemanasan global dan akibatnya akan berpengaruh pada suhu udara di atas permukaan air laut. Siklon tropis dapat terbentuk dalam kondisi sebagai berikut:
Baca juga:
1. Suhu permukaan air laut cukup panas diatas 26 derajat Celcius dan kelembaban udara pada lapisan bawah cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan aliran udara menyebar naik dan menjadi lebih panas daripada suhu atmosfer lingkungan.
2. Pada daerah yang berlokasi di luar daerah DKAT (Daerah Konvergensi Antar Tropik) sekitra 5 derajat LU dan LS. Daerah DKAT adalah wilayah equator termasuk Indonesia, akan tetapi pengaruh siklon tropis masih terasa berupa ekor siklon yang menyebabkan adanya angin ribut (puting beliung) dan gelombang laut tinggi.
Gaya Corriolis adalah penyebab terjadinya pembelokan arah angin di atmosfer karena bumi yang berotasi.
Meskipun Indonesia tidak memiliki pengaruh langsung terhadap angin siklon tropis, akan tetapi pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat akan dampak ekor siklon dapat meminimalisir jatuhnya korban. Baca juga: Tata koordinat bola langit
Sebagai gambaran, kita lihat gambar Topan Haiyan yang melanda Filipina dan jalur badai tersebut untuk membuktikan bahwa badai siklon tropis akan berbelok di equator dan tidak mengenai Indonesia.
Topan Haiyan |
Jalur Topan Haiyan |
Baca juga: Komoditas andalan perkebunan Indonesia
Sumber dan Gambar: