Sejarah Kalender Matahari/Masehi - Geograph88

Sejarah Kalender Matahari/Masehi

Sejarah Kalender Matahari/Masehi
Aktifitas manusia saat ini selalu ditentukan dengan apa yang disebut dengan kalender. 

Ada banyak tipe kalender yang telah dibuat manusia, namun di Indonesia yang paling sering digunakan adalah kalender Masehi dan kalender Hijriah. 

Di postingan kali ini saya akan sedikit jelaskan sejarah singkat mengenai asal mula perhitungan kalender Masehi/Matahari. 

Kalender Masehi merupakan kalender yang disusun berdasarkan peredaran matahari. Sejarah awal mula perhitungan kalender tipe ini berawal pada zaman Romawi dulu. 

Menurut perhitungan orang Romawi dulu, satu tahun terdiri atas 365,25 hari atau satu kali Bumi mengelilingi Matahari. 

Jumlah bilangan hari tersebut tentunya menimbulkan kesulitan pada setiap awal dan akhir tahun, oleh sebab itu Kaisar Romawi Julius Cesar pada tahun 47 sebelum Masehi menentukan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari. 

Sisanya sebanyak seperempat hari akan menjadi satu hari setelah empat tahun. Supaya tepat seperti semula maka setiap empat tahun digenapkan menjadi 366 hari/tahun kabisat. Tambahan satu hari itu diberikan untuk bulan Februari. 

Dengan demikian bulan Februari pada 3 tahun pertama berjumlah 28 hari sedangkan pada tahun keempat menjadi 29 hari. 

Sebenarnya perhitungan Julius Cesar kelebihan 11 menit sebab Bumi selesai mengelilingi matahari dalam 365 hari 5 jam 48 menit. Jadi dalam 4 tahun saja kelebihan 48 menit. 

Jika hal tersebut dibiarkan ratusan tahun tentu akan menjadi jumlah yang sangat besar.
Oleh sebab itu pada abad ke 16, Paus Gregorius menyaksikan datangnya musim semi pada 11 Maret bukan tanggal 21 Maret sebagaimana seharusnya. 

Dengan dasar itulah Paus Gregorius mengumumkan perubahan kalender pada 4 Oktober 1582 bahwa besok bukan tanggal 5 Oktober melainkan melompat ke tanggal 15 Oktober 1582 jadi 10 hari yang tertinggal dapat dikejar. 

Paus Gregorius juga menyempurnakan perhitungan tahun kabisat Julius Cesar. Menurut Gregorius tahun kabisat adalah angka tahun yang dapat dibagi empat dan hanya angka abad yang dapat dibagi 400. 

Perhitungan Gregorius hanya akan berbeda 1 hari dengan datangnya musim semi di tahun 3.300. Itulah sekilas sejarah adanya kalender Masehi, semoga bermanfaat.

Sumber dan gambar:
Bumi dan Antariksa, Depdikbud 
close