Perbedaan Ekosistem Terumbu Karang dan Bakau - Geograph88

Perbedaan Ekosistem Terumbu Karang dan Bakau

Perbedaan Ekosistem Terumbu Karang dan Bakau
Terumbu karang dan bakau atau mangrove merupakan dua komunitas laut dangkal yang sangat menarik dan khas di perairan tipe tropis dan subtropis yang sangat berperan dalam pembentukkan pulau dan perluasan pantai. 

Pada postingan kali ini akan dijelaskan mengenai perbedaan antara ekosistem terumbu karang dan ekosistem bakau atau mangrove. 

Kedua jenis komunitas ini membutuhkan laut yang tenang. 

Terumbu karang membutuhkan laut yang tenang dan bening sehingga dapat diterobos oleh sinar matahari sedangkan mangrove membutuhkan laut yang tenang dan berlumpur.

Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem lengkap dengan struktur tropik, yang tersebar di perairan dangkal. 

Pada terumbu karang terdapat produsen pertama yang sangat banyak yaitu berupa ganggang. 

Ganggang ini melakukan proses fotosintesa dengan cepat dimana hasil fotosintesa ini digunakan sebagai sumber energi bagi binatang karang. 

Sebaliknya ganggang memperoleh nutrien dari binatang karang misalnya dalam bentuk kotoran. 

Begitulah seterusnya terjadi siklus mineral pada ekosistem terumbu karang. Disini dapat dijumpai hubungan kerja sama yang sangat baik antara hewan dengan vegetasi di dalam kolom karang.

Sejenis gangang yang disebut zooxanthalae hidup dalam jaringan polip karang (endozoic) sementara lainnya hidup di sekitar atau di bawah dan di sisi kerangka karang.

Terumbu dibangun dari kalsium karbonat oleh binatang karang (pylum coelenterata). Peranan oksigen yang dikeluarkan oleh proses fotosintesa ganggang sangat membantu dalam pembentukkan karang. 

Pembentukkan karang tersebut akan meningkatkan 10 kali lipat di tempat terang dibanding dengan tempat gelap. 

Begitu pula bila ganggang endozoic dipisahkan dari karang maka pembentukkan kerangka karang itupun menjadi lambat. 

Jadi sesungguhnya terumbu karang adalah terumbu karang-ganggang. Produktivitas terumbu karang sangat tinggi, rasio P/R mendekati angka 1. Ini menunjukkan bahwa terumbu karang secara keseluruhan mendekati klimaks metabolik.
http://papre.com/wp-content/uploads/coral-reefs-are-hosed-660.jpg
Jenis Gangang yang berperan
1. Ganggang endozoic, tergolong dinoflagellata termasuk genus baru yang disebut symbiodinium. Ganggang ini terdapat di dalam endodern polip binatang karang.
2. Ganggang filamen yang kaya klorofil. Ganggang ini memebrikan warna yang kehijau-hijauan pada masa karang yang hidup. Ganggang ini terjaring ke dalam kerangka karang hidup.
3. Ganggang kerangka (skeletal algae) termasuk anggota chlorophyta (ganggang hijau).

Untuk melindungi dirinya, binatang karang mengeluarkan banyak lendir. Lendir ini akan mengikat bahan organik sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang merupakan sumber makanan yang banyak mengandung gizi bagi konsumen lainnya.

Keistimewaan dari terumbu karang adalah dalam hal siklus mineral yang efisien. Di situ terdapat kerja sama yang sangat baik antara tumbuhan (ganggang) dan binatang karang. 

Yang perlu diteladani dalam pemanfaatan sumber daya yang semakin langka untuk memenuhi kebutuhan dunia. 

Tetapi kegiatan manusia juga saat ini banyak mengganggu habitat terumbu karang selain dengan meningkatnya jumlah predatornya yaitu mahkota duri dan acanthaster planci.

Mangrove
Ekosistem mangrove atau hutan bakau termasuk ekosistem pantai atau komunitas bahari dangkal yang sangat menarik. yang banyak terdapat di perairan tropik dan subtropik. Penelitian mengenai hutan mangrove ini lebih banyak dilakukan daripada ekosistem  pantai lainnya. 

Mangrove merupakan ekosistem yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan ekosistem lainnya karena memiliki vegetasi yang agak seragam serta memiliki tajuk yang rata tidak, tidak memiliki lapisan tajuk dengan bentukkan yang khas dan selalu hijau. 

Mangrove menyukai lingkungan yang agak ekstrim yaitu membutuhkan air asin, berlumpur dan selalu tergenang yaitu daerah yang berada dalam jangkauan pasang surut seperti di daerah delta, muara sungai atau sungai pasang berlumpur. 

Sementara di pantai berpasir atau berbatu ataupun karang berpasir, tumbuhnya tidak akan baik. Begitu pula arus yang kuat, misalnya karena sering dilewati manusia dengan kapal motor akan dapat menghancurkan habitat ini.
https://i.ytimg.com/vi/ucgYOMS7Kro/maxresdefault.jpg
Pohon-pohon mangrove adalah tipe halofit artinya bahwa mangrove ini tahan dengan tanah yang mengandung garam dan genangan air laut. 

Ada juga mangrove yang hidup di daerah yang lebih tinggi sehingga akan mengalami masa tanpa genangan di air laut yang panjang. 

Namun beberapa magnrove dapat dijumpai di tepi sungai sekitar 100 km dari laut walau pada permukaan air di mana pohon itu tumbuh adalah air tawar terapi pada dasar sungai terdapat seiris air asin.

Biji buah mangrove telah berkecambah sewaktu masih pohonnya dan jika jatuh ke air lalu mengapung dan kemudian akan melekat di dasar perairan dangkal dengan akar-akarnya yang sudah mulai berkembang. 

Dikatakan bahwa disaat akar mangrove mulai melekat, pada saat ini adalah awal dari proses pembentukkan pulau baru, begitu pula saat air laut surut, dasar laut akan muncul dan pada situasi ini pioner mangrove berkesempatan untuk tumbuh.

Akar dari pohon mangrove yang berbentuk cakram yang dapat menahan arus pasang surut mengendapkan lumpur dan merupakan lokasi baik bagi anak udang atau ikan mencari makanan sambil berlindung dari kejaran predator. 

Sejumlah pohon mangrove memiliki sistem perakaran yang istimewa, seperti jenis Rizophora memiliki akar jangkar yang panjang untuk mencegah tumbunya semaian di dekatnya. 

Adapula yang memiliki akar napas berbentuk pasak dari jenis Sonneratia dan Avicennia serta adanya akar napas berbentuk lutut dari jenis Bruquiera untuk memberikan kesempatan bagi oksigen untuk masuk ke dalam sistem perakaran.

Zonasi hutan bakau
Menurut frekuensi airnya, hutan mangrove dapat dibagi menjadi 5 zona yang ditumbuhi tipe-tipe vegetasi yang berlainan yaitu:

1. Paling terdekat dengan laut yang didominasi oleh Avicennia dan Sonneratia.
2. Hutan pada substrat yang lebih tinggi yang didominasi oleh Brugueira cylindrica. Hutan ini tumbuh pada tanah liat yang cukup keras dan dicapai oleh beberapa air pasang saja.
3. Lebih jauh dari pantai, yang didominasi oleh Rizophora.
4. Hutan bakau yang didominasi oleh Bruquiera parviflora.
5. Hutan mangrove yang didominasi  Bruquiera gymnorrhiza.

Menurut Saenger et al, memiliki 3 macam fungsi yaitu fungsi fisik, fungsi biologik dan fungsi ekonomi
Fungsi fisik hutan bakau:
1. Menjaga garis pantai tetap stabil
2. Mempercepat perluasan lahan
3. Melindungi pantai dan tebing sungai

Fungsi biologik hutan bakau:
1. Lokasi benih ikan, udang, kerang-kerangan dari lepas pantai.
2. Tempat bersarang burung-burung besar.
3. Sebagai habitat alami bagi banyak jenis biota.

Fungsi ekonomi hutan bakau:
Sebagai lahan untuk tambak, pembuatan garam dan sarana rekreasi.
http://www.questionyourshrimp.com/wp-content
/uploads/2015/02/Slide-2-About-Mangroves1.jpg
Hutan bakau mangrove tidak sama dengan hutan tropis. Begitu pula hutan bakau ini termasuk miskin jenis dan jenis mangrove tidak akan dijumpai pada hutan hujan. 

Pada keadaan optimal, sepintas lalu hutan mangrove ini akan mirip dengan hutan tropis basah.
Perbedaan hutan mangrove dengan hutan hujan adalah dalam hal berikut:

1. Habitat: mangrove terbatas pada daerah pantai berlumpur, sungai pasang berlumpur, delta dan lainnya.
2. Komposisi: mangrove miskin diversitas serta anggotanya tidak pernah ditemukan di hutan hujan.
3. Struktur: mangrove tidak memiliki lapisan tajuk.
4. Fisiognomi: mangrove terlihat hampir seragam dan memiliki bentukkan khas.
close