Semakin berkembangnya peradaban manusia akan mengakibatkan bertambahnya jumlah manusia di atas ruang permukaan bumi.
Hal tersebut akan berdampak pada munculnya pusat-pusat pertumbuhan di berbagai wilayah.
Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dalam dua cara yaitu secara fungsional dan secara geografis. Baca juga: Pengertian piramida penduduk
Secara fungsional, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi baik ke dalam maupun ke luar.
Secara geografis pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction).
Baca juga:
Perlu diketahui bahwa tidak semua kota dapat dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan. Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan jika memiliki 4 ciri berikut:
1. Adanya hubungan internal dan berbagai macam kegiatan
Hubungan internal menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya.
Jadi kehidupan kota menjadi satu irama dengan berbagai komponen kehidupan kota.
Pertumbuhan tidak terlihat pincang, ada sektor yang tumbuh cepat tetapi ada sektor lain tidak sama sekali terkena imbasnya. Hal ini berbeda dengan sebuah kota yang fungsinya hanya sebagai perantara.
Kota perantara adalah sebuah kota yang fungsinya mengumpulkan berbagai bahan dari daerah belakang kemudian menjualnya ke kota lain yang lebih besar dan membeli berbagai kebutuhan masyarakat dari kota lain dan dijual atau didistribusikan ke wilayah belakang.
Pada kota perantara tidak terlihat adanya kegiatan pengolahan atau penciptaan nilai tambah suatu barang kalaupun ada hanya merubah bentuk saja. Hal seperti ini tidak banyak mendorong pertumbuhan sektor lainnya dalam kota tersebut.
Baca juga:
2. Adanya efek pengganda (multiplier effect)
Adanya sektor-sektor yang saling terkait akan menghasilkan efek pengganda. Apabila ada satu sektor atas permintaan dari luar wilayah maka produksinya meningkat.
Karena ada keterkaitan maka produksi sektor lain pun akan meningkat dan menghasilkan beberapa kali putaran pertumbuhan sehingga total kenaikan produksi bisa beberapa kali lipat.
Efek pengganda ini dapat memacu pertumbuhan daerah belakang karena meningkatnya kebutuhan bahan baku dan tenaga kerja akibat meningkatnya kapasitas produksi.
3. Adanya konsentrasi geografis
Konsentrasi geografis ini berbagai sektor atau fasilitas, selain bisa menciptakan efisiensi diantara sektor-sektor yang saling membutuhkan, juga meningkatkan daya tarik (attractiveness) dari kota tersebut.
Orang yang datang ke kota tersebut bisa mendapatkan berbagai kebutuhan pada lokasi yang berdekatan. Jadi kebutuhan dapat diperoleh dengan lebih hemat waktu, tenaga, dan biaya.
Hal ini membuat kota itu menarik untuk dikunjungi dan karena volume transaksi yang makin meningkat akan menciptakan economic of scale sehingga tercipta efisiensi lanjutan.
4. Bersifat mendorong daerah belakangnya
Hal ini berarti antara kota dan daerah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. kota membutuhkan bahan baku dari daerah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan daerah belakangnya untuk dapat mengembangkan diri.
Apabila terdapat hubungan yang harmonis dengan daerah belakangnya dan kota itu memiliki tiga karakteristik yang disebutkan terdahulu, otomatis kota itu akan berfungsi untuk mendorong daerah belakangnya.
Jadi konsentrasi kegiatan ekonomi dapat dianggap pusat pertumbuhan apabila konsentrasi itu dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi baik kedalam (diantara berbagai sektor d idalam kota) maupun ke luar (ke daerah belakangnya).
Balikpapan salah satu kota pusat pertumbuhan di Pulau Kalimantan |
Sumber dan Gambar:
BSE Geografi XII
Robinson Tarigan. Perencanaan Pembangunan Wilayah