Lapisan interior bumi hingga saat ini
masih menjadi misteri mengenai wujud yang sebenarnya karena belum ada alat
yang mampu menembusnya. Lalu bagaimana manusia mengetahui susunan lapisan
penyusun bumi dari atas hingga bawah?. Jawabannya adalah
menggunakan metode Geofisika.
Ahli Geofisika mengkaji bumi melalui
catatan gempa bumi, Pada peristiwa gempa bumi ada dua macam gelombang, yaitu
gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S). Gelombang primer bergerak
menerobos bagian dalam bumi, yang padat maupun yang cair. Pada batuan yang
terletak dekat permukaan, gelombang primer bergerak dengan kecepatan sekitar 5
km/detik dan kecepatan maksimal 14 km/detik pada kedalaman 2.800 km.
Gelombang sekunder hanya bergerak pada bagian bumi yang bersifat padat dengan kecepatan 2/3 dari kecepatan gelombang primer. Kecepatan gelombang primer dan gelombang sekunder bervariasi sesuai dengan dalamnya bagian bumi yang di laluinya. Variasi kecepatan ini oleh para Seismolog dijadikan dasar untuk menggambarkan bagian-bagian bumi. Dengan catatan dan perhitungan gelombang gempa ini para ahli membagi secara vertikal susunan bumi dari permukaan ke bagian terdalam terdiri dari tiga lapisan yaitu Kerak Bumi (Crust), Selimut (Mantle), dan Inti (Core).
Gelombang sekunder hanya bergerak pada bagian bumi yang bersifat padat dengan kecepatan 2/3 dari kecepatan gelombang primer. Kecepatan gelombang primer dan gelombang sekunder bervariasi sesuai dengan dalamnya bagian bumi yang di laluinya. Variasi kecepatan ini oleh para Seismolog dijadikan dasar untuk menggambarkan bagian-bagian bumi. Dengan catatan dan perhitungan gelombang gempa ini para ahli membagi secara vertikal susunan bumi dari permukaan ke bagian terdalam terdiri dari tiga lapisan yaitu Kerak Bumi (Crust), Selimut (Mantle), dan Inti (Core).
Kerak Bumi (Crust)
Kerak bumi adalah
bagian yang paling terluar dari bumi. Kerak ini bersifat padat dan relatif
tipis, dan terdiri atas massa daratan dan massa samudera. Bagian daratan permukaan
bumi disebut kerak benua dengan ketebalan antara 15 – 75 km. Kerak
samudera lebih tipis dari kerak benua dengan ketebalan antara 5 – 10 km. Kerak
samudera dan kerak benua mempunyai komposisi yang berbeda. Kerak samudera
terbentuk oleh batuan padat dan gelap, seperti basalt dan gabro.
Berbeda dengan kerak benua yang terbentuk oleh batuan yang lebih cerah dan lebih padat, seperti granit dan diorit. Pada kerak benua termasuk juga batuan metamorfosa dan batuan sedimen yang tidak terdapat pada kerak samudera. Kerak benua mempunyai berat jenis rata-rata 2,8 gr/cm3. sedangkan kerak samudera mempunyai berat jenis rata 2,9 gr/cm3. Terhadap lapisan di bawahnya, kerak bumi dibatasi oleh bidang batas yang disebut “Mohorovicic Discontinuity” dan biasa juga dingkat “Moho”. Mohorovicic ditemukan sebagai batas pada tahun 1909 oleh Andrija Mohorovicic (geolog Croasia). Elemen-elemen yang ringan, seperti silicon, aluminium, kalsium, potassium, sodium, dan oksigen membentuk kerak bumi bagian luar.
Berbeda dengan kerak benua yang terbentuk oleh batuan yang lebih cerah dan lebih padat, seperti granit dan diorit. Pada kerak benua termasuk juga batuan metamorfosa dan batuan sedimen yang tidak terdapat pada kerak samudera. Kerak benua mempunyai berat jenis rata-rata 2,8 gr/cm3. sedangkan kerak samudera mempunyai berat jenis rata 2,9 gr/cm3. Terhadap lapisan di bawahnya, kerak bumi dibatasi oleh bidang batas yang disebut “Mohorovicic Discontinuity” dan biasa juga dingkat “Moho”. Mohorovicic ditemukan sebagai batas pada tahun 1909 oleh Andrija Mohorovicic (geolog Croasia). Elemen-elemen yang ringan, seperti silicon, aluminium, kalsium, potassium, sodium, dan oksigen membentuk kerak bumi bagian luar.
Mantel (Mantle)
Selimut (mantle),
wilayah bagian dalam bumi yang terletak antara kerak bumi dan inti bumi.
Selimut merupakan wilayah paling besar dari wilayah-wilayah lainnya.
Dibandingkan dengan kerak bumi, mantel lebih tebal yaitu sampai sekitar 2.900
km. Suhu di sini tinggi, mencapai sekitar 3700oC. Tekanan pada
selimut juga tinggi, mencapai sekitar 137 gigapascal (1,37 juta atmosfer).
Mantel terdiri
dari mantel atas dan mantel bawah. Bagian atas mantel yang bersifat padat dan
bersama kerak bumi membentuk lithosfer. Ketebalan Lithosfer ± 65
– 100 km dan menyelubungi asthenosfer yang mempunyai ketebalan ±
100 – 350 km. Asthenosfer mengandung material batuan yang halus dan lebih kaku
dibandingkan dengan material lithosfer. Hal ini karena dipengaruhi oleh
tingginya tekanan dan suhu sebagai penyebab batuan menjadi cair dan halus. Mesosfer
adalah lapisan ketiga dari mantel yang terletak di bawah astenosfer dengan
ketebalan antara 2.400 km – 2.750 km. Materi mesosfer bersifat padat , sehingga
gelombang primer kecepatannya semakin tinggi, yaitu mencapai 13 km/detik.
Diduga materi penyusun mesosfer jauh lebih padat berupa mineral Peridotit
dan Pallasit (campuran mineral batuan basa dan besi).
Ukuran relatif
dari mantel dapat diumpamakan pada penampang melintang dari telur rebus. Kulit
telur mewakili bagian yang tipis, yaitu kerak bumi, yang hanya membandingkan
kira-kira satu setengah atau satu persen
massa bumi. Bagian putih telur mewakili
mantel yang lem-but, yang terdiri dari hampir 2/3 massa bumi dan hampir 5/6
volume bumi. Kuning telur mewakili inti bumi.
Mantel dipisahkan
dari kerak bumi oleh batas yang tegas yaitu Mohorovicic discontinuity
atau Moho. Ia dipisahkan dari inti bumi dengan batas yang tegas
juga yaitu Gutenberg discontinuity. Kedua batas ini sebagai nama
kehormatan orang yang menemukan, yaitu Andrija Mohorovicic seismolog
dari Croasia dan Berno Gutenberg seismolog Jerman yang lahir di Amerika.
Mohorovicic
discontinuity terletak pada kedalaman kira-kira 8 km di bawah samudera
dan kedalaman rata-rata sekitar 35 km di bawah benua, tetapi bisa mencapai
sedalam 80 km di bawah rangkaian pegunungan tinggi. Gutenberg discontinuity
terletak pada kedalaman sekitar 2900 km. Kedua penemu batas menggunakan fakta
bahwa ketika gempabumi, atau seismic, jangkauan gelombang membuat batas yang
tegas antara dua material yang berbeda
berat jenisnya, atau bersifat elastis.
Mantel secara kimiawi berbeda dengan
kerak bumi dan inti bumi. Terutama disusun oleh batuan peridotit, yang pada
prinsipnya terdiri dari mineral-mineral olivin, piroksin, dan amphibol. Kerak
bumi disusun oleh material-material yang cerah dan inti bumi disusun oleh besi
dan nikel.
Inti (Core)
Inti (core) adalah
bagian paling dalam dari bumi. Radius inti bumi ± 3.500 km. Radius ini lebih
besar dari planet Mares. Bentuk inti bumi ± 1/3 dari total massa dan sekitar
1/6 dari volumenya. Tekanan pada inti bumi jutaan kali lebih besar dan suhu
ribuan derajat lebih tinggi dari permukaan bumi. Suhu inti bumi berkisar dari
4000oC – 5000o C. Ilmuwan tidak dapat mendapatkan sampel
material dari inti bumi karena sangat tingginya tekanan dan suhu. Tetapi
ilmuwan mempercayai bahwa penyusun utama inti bumi adalah elemen-elemen berat,
seperti besi dan nikel. Komposisi inti bumi dipercayai sama dengan batu
meteorit.
Kajian seismik
mengindikasikan bahwa inti bumi terdiri dari dua bagian, yaitu inti dalam yang
bersifat solid dan inti luar yang bersifat molten. Ilmuwan
menges-timasikan bahwa berat jenis inti bumi sangat ekstrim, sekitar 13,5 kali
berat jenis air. Konsentrasi yang tinggi dari besi di inti bumi dipercayai
sebagai penyebab tingginya berat jenis ini.
Ilmuwan telah
mempelajari tentang inti bumi melalui pengukuran gelombang seismik. Gelombang
seismik berasal dari gempabumi. Ilmuwan telah mencatat data dari ribuan stasion
perekam gempabumi. Data seismik yang terekam ini dianalisis dan dikombinasikan
oleh kom-puter untuk mendapatkan gambaran dari bagian dalam bumi.
Inti luar
memanjang dari sekitar 2.900 – 5.200 km di bawah permu-kaan. Inti dalam
memanjang dari sekitar 5.200 km sampai ke pusat bumi, pada kedalaman sekitar
6.400 km. Pada tahun 1936
geolog telah menemukan batas yang lain. Batas kedua yang memisahkan inti luar
yang cair dari inti dalam yang solid. Ilmuwan mempercayai bahwa inti dalam
mempunyai radius sekitar 1.220 km dan terbentuk oleh material yang solid. Inti bumi merupakan sumber magnet bumi. Banyak ilmuwan percaya bahwa berbagai gerakan convection pada molten, besi
– material yang banyak dari pada inti luar yang menentukan magnet bumi.
Convection cells juga mengefektifkan bumi berotasi pada sumbunya. Gerakan-gerakan besi pada convention cells,
berinteraksi dengan magnet bumi.
Sumber dan Gambar: