Perkembangan kota-kota di dunia tidaklah sama karena ada banyak faktor yang mempengaruhinya.
Contohnya saja di Indonesia sendiri, ada kota yang cepat berkembang dan ada yang gitu-gitu aja. Leis Mumford membagi perkembangan kota menjadi tahap eopolis, polis, megalopolis, tiranopolis dan nektropolis.
Selain Mumford, ada lagi tokoh geografi kota yang mengemukakan pendapatnya mengenai tahapan perkembangan kota yakni Griffith Taylor dan J.M Houston.
Mereka membagi tahapan perkembangan kota menjadi 4 stadium yaitu:
1. Stadium Infantile
Tahap ini pemukiman ditandai dengan adanya kawasan campuran tanpa batas pemisah antara wilayah domestik dan komersial atau wilayah yang lebih kaya dan lebih miskin. Bangunan cenderung tersebar secara tidak merata ke semua penjuru wilayah.
2. Stadium Juvenile
Pada tahap ini mulai ada pemisahan antara area perdagangan dan permukiman. Pertokoan mulai berkumpul di pusat wilayah. Permukiman mulai dibangun di pinggiran kota sementara pabrik-pabrik mulai dibangun dimana-mana.
3. Stadium Mature
Pada tahap ini daerah-daerah baru bermunculan. Contohnya daerah industri, perdagangan, perumahan. Daerah-daerah ini muncul sesuai dengan rencana tertentu. Ada zonasi rumah yang pasti dan pemisahan kawasan komersil dan kawasan industri.
Kawasan pemukiman kelas atas berlokasi di pinggiran kota sementara pemukiman penduduk kelas bawah ada di dekat pusat komersial yang baru dikembangkan. Adapun pabrik-pabrik dibangun dekat jalur kereta api.
4. Stadium Senile
Pada tahap ini terjadi kemunduran kota yang disebabkan faktor ekonomi dan politik. Hal ini tampak dari beberapa wilayah kota yang mengalami kerusakan berat. Contohnya kota Detroit yang ditinggalkan penduduk karena bangkrut.
Kota sebagai sebuah sistem kehidupan perlu dipelihara agar senantiasa mampu mendukung kehidupan manusia didalamnya.
Kota yang sudah kritis seperti Jakarta akan membawa ancaman di masa depan. Tata ruang buruk dan manajemen yang buruk menjadikan kota semakin semrawut sehingga tidak lagi layak huni
Contohnya saja di Indonesia sendiri, ada kota yang cepat berkembang dan ada yang gitu-gitu aja. Leis Mumford membagi perkembangan kota menjadi tahap eopolis, polis, megalopolis, tiranopolis dan nektropolis.
Selain Mumford, ada lagi tokoh geografi kota yang mengemukakan pendapatnya mengenai tahapan perkembangan kota yakni Griffith Taylor dan J.M Houston.
Mereka membagi tahapan perkembangan kota menjadi 4 stadium yaitu:
Tahap perkembangan kota |
Tahap ini pemukiman ditandai dengan adanya kawasan campuran tanpa batas pemisah antara wilayah domestik dan komersial atau wilayah yang lebih kaya dan lebih miskin. Bangunan cenderung tersebar secara tidak merata ke semua penjuru wilayah.
2. Stadium Juvenile
Pada tahap ini mulai ada pemisahan antara area perdagangan dan permukiman. Pertokoan mulai berkumpul di pusat wilayah. Permukiman mulai dibangun di pinggiran kota sementara pabrik-pabrik mulai dibangun dimana-mana.
3. Stadium Mature
Pada tahap ini daerah-daerah baru bermunculan. Contohnya daerah industri, perdagangan, perumahan. Daerah-daerah ini muncul sesuai dengan rencana tertentu. Ada zonasi rumah yang pasti dan pemisahan kawasan komersil dan kawasan industri.
Kawasan pemukiman kelas atas berlokasi di pinggiran kota sementara pemukiman penduduk kelas bawah ada di dekat pusat komersial yang baru dikembangkan. Adapun pabrik-pabrik dibangun dekat jalur kereta api.
4. Stadium Senile
Pada tahap ini terjadi kemunduran kota yang disebabkan faktor ekonomi dan politik. Hal ini tampak dari beberapa wilayah kota yang mengalami kerusakan berat. Contohnya kota Detroit yang ditinggalkan penduduk karena bangkrut.
Kota sebagai sebuah sistem kehidupan perlu dipelihara agar senantiasa mampu mendukung kehidupan manusia didalamnya.
Kota yang sudah kritis seperti Jakarta akan membawa ancaman di masa depan. Tata ruang buruk dan manajemen yang buruk menjadikan kota semakin semrawut sehingga tidak lagi layak huni